Monday, October 27, 2008

LOMBOK n 3 G (Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno)

'This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. Please note that any views or opinions presented in this email are solely those of the author and do not necessarily represent those of the company. Finally, the recipient should check this email and any attachments for the presence of viruses. The company accepts no liability for any damage caused by any virus transmitted by this email."

LOMBOK ISLAND HERE WE COME.. :)


Tgl 30 Oktober, 2 hari lagi...aku n temanz ber-6 mo nge-Trip ke Lombok...horeeey....!
Aku, Dian, Stevy, Hani, Slamet n Hary..
dah pada "mupeng.com" banget....juga udah pada ngiler2 n ngimpi2 semua hi hi hi
ampe ada yang udah request untuk dibikinin Story berjudul "When Hary met Gily" pula wakaka..
trus para photographer juga udah shopping segala macam lensa (bawaan laen ga penting deh..)
Can't hardly wait for Lombok... :)

KEINDAHAN PULAU LOMBOK
 
Karena kurangnya informasi, banyak tempat-tempat wisata indonesia yang kurang dikenal oleh wisatawan asing, bahkan mereka lebih mengenal tempat wisata negara lain seperti Thailand dan Malaysia. Sebenarnya keindahan alam indonesia jauh lebih menarik dan jauh lebih memukau, terutama keindahan pantainya... satu diantaranya Pantai Lombok.
 
Di antara sekian banyak objek wisata bahari yang berada di Lombok, tampaknya wisatawan takkan melewatkan kawasan pantai barat Lombok. Selain Pantai Senggigi yang terkenal, ada pula tiga pulau di tengah lautan (yang di sebut dengan nama GILI) yang menjadi tempat favorit bagi wisatawan mancanegara dan nusantara untuk berakhir pekan.

Pulau-pulau kecil itu bernama Gili Trawangan, Gili Air, serta Gili Meno. Ketiga pulau itu seakan mampu mewakili potret keindahan pantai-pantai di Lombok. Semuanya menyajikan kebeningan air laut, butiran pasir putih tanpa serakan sampah, serta terumbu karang dengan ikan hias yang menggemaskan.

Panorama alam langsung memukau. Air laut yang asin seakan tersekat oleh warna biru tua, biru muda sampai hijau muda. Saking jernihnya air, dasar lautnya pun terlihat bernas.Ketiga pulau mungil yang berada di tengah lautan itu memiliki perbedaan karakteristik yang unik. Masing-masing punya suasana alam dan ciri khas tersendiri. Bahkan, akhirnya perbedaan itu seakan memilah wisatawan sesuai dengan minat, sifat, dan kepribadiannya.

Gili Trawangan merupakan pulau terbesar, teramai sekaligus terjauh dari pulau utama Lombok. Kebanyakan wisatawan yang mengunjunginya terdiri dari orang-orang yang berjiwa muda dan penuh semangat. Di musim liburan, hampir sepanjang malam diadakan pesta yang hingar bingar dengan alunan musik.

Bagi wisatawan yang hanya ingin merasakan suasana pantai tanpa mau berbasah-basah, bisa bersantai di beranda hotel, kafe, dan restoran yang tertata apik. Bahkan, kalau berminat, Anda bisa menyewa kereta kuda cidomo untuk mengelilingi seluruh Pulau Gili Trawangan.

Sementara itu, Gili Meno yang terletak di tengah-tengah antara Gili Trawangan dan Gili Air, lebih sesuai bagi wisatawan yang mengidamkan relaksasi di tengah kesunyian. Pengunjung benar-benar disuguhi nuansa alami pantai tropis yang tenang. Pepohonan bakau masih terlihat merimpun di sepanjang pesisir pantainya.

Lain lagi dengan suasana yang tercipta di Gili Air. Pulau yang terdekat dari Lombok ini lebih sesuai bagi wisatawan yang berlibur bersama keluarga. Dihuni penduduk lokal paling banyak, pulau ini lebih menawarkan suasana pantai yang tidak ramai namun tidak terlalu sepi.

Yang tak boleh terlewatkan adalah berjemur di pinggir pantai, berenang, dan snorkeling. Di pantai landai yang berombak tenang itu, wisatawan bisa menguak misteri kehidupan biota laut dengan aman. Meskipun di beberapa tempat terumbu karangnya rusak, tak pelak menyisakan sisi keindahan.

Berbagai jenis ikan laut sering terlihat berenang secara bergerombol. Bergerak lincah di antara bebatuan, terumbu karang, dan rumput laut. Sementara itu, ikan hias mungil yang beraneka warna sering kali mengelilingi bahkan menciumi wajah wisatawan yang tengah asyik snorkeling.

Dengan keberagaman yang dimiliki Pulau Gili, sungguh tak sabar bukan untuk menjadi saksi keindahannya?

'This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. Please note that any views or opinions presented in this email are solely those of the author and do not necessarily represent those of the company. Finally, the recipient should check this email and any attachments for the presence of viruses. The company accepts no liability for any damage caused by any virus transmitted by this email."

Sunday, October 5, 2008

a night at Citalahab Village

(See attached file: citalahab Village.jpg)(See attached file: morning @
citalahab.jpg)(See attached file: sunrise @ Citalahab.jpg)(See attached
file: glowing mushroom.jpg)(See attached file: tea walk.jpg)(See attached
file: cikudapaeh waterfall.jpg)
(See attached file: Family Picture.jpg)(See attached file: gerbang
TNGHS.jpg)
Day 1: Friday, October 3 2008

Liburan lebaran ini, aku n adeku join Trip Backpackers Explore Indonesia
tgl 3-4 Oktober. Pagi itu dijadualkan untuk berangkat jam 7 dari meeting
point Mc D Sarinah Thamrin, tapi berhubung peserta yang berjumlah 8 orang
sudah kumpul semua, sekitar jam 6.30an kami sudah berangkat. Kali ini
pesertanya hanya ada 1 co bernama Ferdi, dan 7 dayang2nya yaitu
Nansie..,Yana, Shinta, Rita, Tiwi, Lusi dan Lili.. Kami ditemani team
Explore Bang-Zai (bukan banzai yaaak) aka Zainal Willy Hakim si Mr Dramatic
Sunrise, sama Ningsih (anak kuliah-an yang membuat beberapa peserta berasa
udah uzuuur hi hi hi).. Mobil L-300 yang dibawa oleh Bpk Oding (the true
Offroader) sudah siap membawa kami ke Taman Nasional Gunung Halimun-Salak
(TNGHS). Keluar dari tol Ciawi, kami ambil jalan yang lurus, ke arah
Bogor-Sukabumi, lewat Parungkuda dsb… Selama perjalanan, hawanya cukup
dingin. Jam 10-an sampai di Pusat Informasi / Dept Kehutanan, kami wajib
lapor di sana. Mampir lunch sekitar jam 10.30 di desa Cipeteuy, trus lanjut
sampai Gerbang TNGHS, foto2 bentar, lanjut lagi.. kami sampai di Pusat
Research (Station Penelitian) di Cikaniki sekitar jam 12.45. Kami langsung
menuju Canopy Trail (jembatan dari kayu yang diikat ke pohon2 besar) naik
ke tangganya cukup horror, tinggi banget! Trus kami mesti jalan dari pohon
1 ke pohon yang laen (total ada 6 pohon, tapi yang 2 ditutup karena lapuk
dan ga aman). Setelah itu kami trekking 500 meter ke Curug Cimacan,
jalurnya cukup curam ke arah sana..deg2an juga. Sampai di curug, nyemplung
ke sungai yang airnya dingin, segar banget, mak nyezz .. Trekking balik ke
atas, naik mobil n lanjut ke Desa Citalahab tempat home stay-nya. Sekitar
jam 15 kami sampai di rumah pak Suryana, bapak kost kita. Rencananya
setelah mandi, kami mau jalan2 mengeksplor daerah sekitar, tapi karena ujan
deras sepanjang sore, jadi pada ngopi2, ngeteh2 dan maen kartu di ruang
tamunya, trus dinner deh.

Malem, untungnya ujan udah berenti karena kami mau ngeliat Glowing-mushroom
alias jamur menyala di Cikaniki (deket tempat canopy trail)..kami naik
mobil ditemani Pak Suryana (jadi ranger 1 malam) sekitar 30 menit ke sana,
dan trekking sedikit ke hutan..waktu Zainal ngasih aba untuk mematikan
senter, woaah... keliatan itu jamur2 yang nempel di pohon nyala warna ijo
kayak fosfor.. lucunya.. Cuma untuk motretnya ternyata susah banget, dengan
pocket-camera STD yang kemampuan capturenya terbatas, harus diset sana-sini
supaya dapat hasil yang maksimal...selaen gelap, ujan gerimis, mesti
jongkok n mesti pegangin camera supaya steady n hasilnya ga blur..pegel
banget..(sebenarnya rada berasa "aneh n spooky" tapi tetep semangat untuk
memfoto tu jamur.. hi hi hi.. Pulang ke homestay, kami bersih2 bentar,
preview2 foto n langsung bobo..hawanya dingin, selimutan, nyaman banget..

Day 2: Saturday, October 4 2008

Bangun pagi2, mau liat "the Dramatic Sunrise" (menurut Itinerary-nya) di
deket kebun teh. Ternyata yang dimaksud dramatic itu karena dari garis
sinar warna jingga, tiba2 tuh matahari langsung genjreng, terang banget ga
pake acara naek pelan2 hehe… silau gichu..trus kami papasan ama para
pemetik teh yang lagi berangkat mo kerja jam 6-an.. Pulang ke rumah,
sarapan nasi goreng pake telor, timun n krupuk. Di"jatah"in ama Ferdi,
ternyata malah pada kebanyakan..he he..

Siap2 bentar, jam 7.30an kami berangkat trekking mulai dari perkebunan teh
trus baru masuk ke utan, welcome to the jungle..

TNGHS adalah hutan hujan tropis terbesar di pulau Jawa, yang letaknya di
Sukabumi, Jawa Barat, yang curah hujannya cukup tinggi. Saat paling rendah
curah hujan kalau kira-kira 3x ujan dalam 1 minggu (makanya air ber-limpah
ruah, bening n segar). Bahkan di sana Listrik digerakkan dengan tenaga
TURBIN air.

Hutan yang kami masuki lembab n rada gelap, tapi masih ada dikit2 sinar
matahari yang masuk di sela2 pohon besar di sana. Saat jalan mayan datar,
kami bisa foto2 bunga, pohon, serangga, dan burung kecil yang lagi bobo
siang. Rata2 jalur yang ditempuh terjal, curam n licin karena berlumpur..
ngelewatin sungai2 kecil juga, Nah di sini biang pacetnya yang tanpa
permisi nempel2 n nyedot darah kita.. semua dari kami sempat kena beberapa
spot di kaki..uuuh... ga sakit sih, cuma jadi berdarah n berlubang aja.
Kayaknya rekor terbanyak dipegang oleh Shinta yang mendapat 12 tanda mata
dari pacet hi hi...

Setelah berjalan sekitar 4 jam menembus hutan dan sungai, sampailah kami di
Curug Cikudapaeh yang kata Zainal artinya "kuda Mati". Di situ ada 2 aliran
air terjun yang bentuknya menyilang di sisinya tebing batu.

Oya, saking susahnya jalur trekking di hutan (4 jam jalan berangkat dan 2
jam pulangnya), kadang kami harus saling pegangan tangan, ato pegangan di
dahan pohon (maaph ya TNGHS, aku dah matahin beberapa pohon kecil…) trus
kadang jalan dengan gaya nyamping ato jalan merangkak hi hi saking takutnya
tergelincir..

Rasanya tu dengkul, betis n paha udah pada mau copot (mungkin Faktor U -
kalo meminjam istilah si Naked Traveler he he he).. apalagi ga pake
stretching apalagi warming up sebelom jalan. Trus karena udah telat makan,
perutku udah kembung, badan lemas…waktu sampe di rumah, rasanya pengen
langsung tidur.. jam sudah menunjukkan pukul 14.30an…wah.. Unbelievable I
could made it.. Bener2 NEW EXPERIENCE yang aku lalui.

Setelah Late-Lunch, gantian mandi, gosokin lumpur2 yang nempel, dan nyuci
sepatu/sandal masing2 he he… eh, malah ujan deras lagi.. Trus kami sempat
bikin Family-Portrait sama Pak Suryana dan Pak Oding. Pas habis itu ujan
reda, jadi kami langsung pulang, pamitan ama Pak Suryana n say thanks…
sekitar jam 16.45an.

Ternyata perjalanan pulang ini ga selancar waktu berangkat, karena mau
potong jalan lewat pabrik tea Nirmala, yang katanya hanya 6 Km (berangkat
18 Km), tapi malah tertutup portal, jadi kami nyobain jalan baru yang
ternyata terjal, nanjak ke atas dengan kemiringan hampir Vertical. Kami
udah stress semua, tapi ternyata mobil L 300 tahun 86 (wuah,gilaa…)
berhasil diajak pak Oding nanzak ke sana. Fiuuh, semua lega waktu lewat…
oya, jalanan saat itu sepi banget, gelap, trus ujan dan berkabut pula..
jadi tambah serem aja.

Waktu sampe di perkampungan rasanya lega banget.. at least ada yang bisa
ditanyain waktu bingung nyari jalan.. oya, mobil sempat mogok waktu
ngelewatin banjir di salah satu kecamatan di Sukabumi…berhubung isi mobil
kebanyakan ce semua dan banjirnya berarus, Zainal yang turun buat ikut
ngedorong beserta orang2 yang bantuin dorong.. Lewat dari banjir, dah lega
bener.. Setelah isi BBM mobil dan isi perut juga, perjalanan udah
lancar..berani bobo deh, cape banget.. sekitar jam 22 kami dah sampe di
Jakarta lagi… panas lagi…

Summary Pandangan Mata

Citalahab Village:
*hawanya sejuk, ga perlu AC.
*airnya dingin banget, seger, bersih.
*curah hujan tinggi banget.
*penduduknya rata2 bekerja di kebon teh atau di pabrik teh Nirmala.
*Viewnya OKs banget, terutama waktu matahari baru mau naik.

TNGHS
*Hutannya lebat banget
*Jalur trekkingnya terjal, menurun/naik hampir Vertikal, licin, berlumpur,
banyak pacet.
*Jalan kaki sejauh 6 jam dengan jalur tsb di atas.
*Airnya seger banget (ampe kena diracuni Zainal buat nyoba minum aer
sungainya) nyatanya gpp tuh..
*Ada tanaman yang batangnya bisa buat nahan haus, rasanya asem kayak
belimbing wuluh *yang biasa buat Sayur*
*Nyobain makan daun pakis di Utan mentah2..
*Pokoknya hal2 gila yang belom pernah dilakukan di Jakarta

written by Lusi, October 08