First Day
Pesawat air asia Jkt-Dps pertama kali saya booking di bulan Januari
dijadwalkan berangkat 16 Mei 08 pukul 17.50 wib. Tgl 8 April, ada
pemberitahuan bahwa frekuensi flight ke bali dikurangi dari 4x menjadi 3x
sehari, jadi flight kami di-retime jadi jam 6.35 wib. Tiba2 tanggal 15 Mei
ada pemberitahuan yang kedua, bahwa ada retime again, jadi jam 10.40 wib.
(duh…air asia..!). Oya, harga yang saya dapat juga ga murah amat, Rp 2.3
juta-an untuk flight Jkt-Dps-Jkt 2 orang, karena hi-season.
Thanks God, tgl 16 Mei (relative on time) kami terbang ke Bali, sekitar jam
13.30 WITA kami sampai. (Beda 1 jam kadang masih bikin saya bingung n jadi
ngaret he he )...
After check in di "Guest Relation Advantage" desk dan minum welcome drink,
kami langsung mulai jalan-jalan (karena kamar kita belom selesai di-clean
up, jadi belom bisa beres2, tapi langsung berangkat). Oya, kami menginap di
hotel Novotel Benoa karena ada promo special price *banget* USD 128 for 3
nights stay (include breakfast and airport transfer –pp).
Mobil Karimun yang dibawa oleh Pak Made Yasa, HP 0852-37616490 (Bali Mas
Jaya Car rental / Pak Gede 0361-755056/ 7426306/ 0816-579395) sudah
menunggu dari jam 14 WITA, dan saya menyelesaikan administrasi de-el-el
sekitar 15 menit dari jam 14. Oya, kami mendapat harga sewa mobil tersebut
Rp 175.000 per hari (mobil + driver), belum termasuk BBM (tergantung
jarak).
Perjalanan pertama dimulai dengan mengunjungi GWK (Garuda Wishnu Kencana)
-30 menit dari hotel dan lunch Nasi Bukit dan minum es loba-lobi di Food
Theater yang lokasinya ada di GWK. Oya, harga nasi bukit (suwiran ayam,
telor dadar, trus pake sayur kayak urap gitu) Rp 10.000 dan es loba-lobi Rp
5.000, cukup murah untuk daerah wisata.
Tiket masuk ke GWK: Rp 10.000 per pax plus parkir Rp 5.000,-
Sempat berfoto dengan patung barong, dan barong yang dijalankan manusia,
trus foto bersama gadis Bali.
Menunggu waktu sunset yang masih cukup lama, kami mampir ke Pecatu Indah
Resort (kompleks pantai Dreamland), tapi kami ga turun ke pantainya, karena
menurut info dari Pak Made, rute-nya agak payah buat mama saya (yang Puji
Tuhan masih sehat di usia 67-nya).
Kami pun melanjutkan perjalanan ke Pura Uluwatu, pemandangannya bagus
dengan tebing dan lautnya yang berombak cukup tinggi. Oya di Uluwatu juga
banyak monyet yang berkeliaran, yang kadang bisa menjambret kalung,
kacamata dll. Tapi saya berhasil memotret beberapa pose lucu dari monyet
yang bisa bergaya hehe.
Oya, tiket masuk Uluwatu hanya Rp 3.000,- per pax, dan kami dipinjami
selendang warna-warni (standar masuk ke pura).
Matahari masih cukup tinggi, jadi kami menunggu sambil makan kelapa muda,
di warung dekat situ. Pukul 18 kami menyaksikan tari kecak di Uluwatu,
sambil melihat sunset di tempat yang sama (it's a wonderful sunset ). Tari
Kecak berlangsung sekitar 1 jam dengan tarif domestic Rp 50.000 per pax.
Setelah selesai acara, kami pergi makan malam di "Ayam Betutu Khas
Gilimanuk" di Jalan Raya Tuban, Kuta (0361-757535) sekitar Rp 16.000 per
porsi ayam. Ayam betutu adalah salah satu masakan khas Bali dengan bumbu
pedasnya (cabe hijau). Saya dan mama sampai terisak-isak makannya, he he
saking kami ga terlalu tahan pedas. Total makan malam bertiga Rp 67.000,-
include PPN.
Thanks to Pak Made, he's always show us (more or less) cheap -but
delicious- food at Bali. Kami sempat mampir di Toko Souvenir khas Bali
"Kampung Bali" di Kuta yang cukup lengkap juga.. but it's fixed price. Ga
bisa nawar, so kurang seru ya?
Karena sudah cukup lelah, kami pun pulang ke hotel, kamarnya cukup nyaman,
sayangnya karena berada di lantai 1, mama rada kepayahan, there's no
elevator, hiks. Lagipula layout-nya rada membingungkan buat saya yang
orientasi mata anginnya payah hehe.. >> jadi nyasar mlulu, he he… (Hari
kedua, kami minta dipindah ke kamar lantai dasar).
Second Day
Setelah puas istirahat, besok paginya kami berjalan2 di pantai Tanjung
Benoa di belakang hotel, pasirnya empuk (mirip pasir di Big rock beach,
Ujung Genteng, Sukabumi) ….. menghirup segarnya semilir angin dan sinar
matahari pagi, sesekali bermain air yang berombak kecil..
Setelah sarapan di resto hotel dan kemudian berenang di kolam renang hotel,
kami bersiap-siap menuju ke hotel Novotel di Nusa Dua menghadiri Preview
APVC (Accor Premier Vacation Club) selama 90 menit >> demi special price
**bangetss** tersebut di atas.. he he.. Coz time-disoriented (beda waktu 1
jam), duh.. saya terlambat..
Kembali ke Hotel, Pak Made dari car rental sudah menunggu, karena kami
janjian jam 12.30 WITA. Terlambat lagi, hiks hiks.. But, it's OK, karena
jatah waktu yang diberikan dari Gede Car Rental adalah 12 jam sehari. Jadi
kami masih sangat kelebihan waktu.
Setelah lunch di hotel (asik dapet Voucher makan dari APVC).. kami mulai
perjalanan hari ini ke Pura Taman Ayun, dengan waktu tempuh sekitar 30-60
menit (karena agak macet saat itu). Pura di sana cukup bagus dan tak lupa
untuk berfoto. Tiket masuk pura @ Rp 3.000 per pax.
Dari Taman Ayun, kami menuju Pura Tanah Lot. Kata mama, uh, pantai lagi ya?
Ha ha ha.. mam, kan Bali emang dikelilingi laut…? Ticket masuk ke Tanah Lot
Rp 10.000 per pax.
Oya, di situ (kalo mau) bisa berfoto bersama ular yang mayan gede
(hiiiiyyyy).
Oya, tapi mama rada excited di Tanah Lot, di sana banyak tukang jualan
cinderamata, yang *hmm* bisa ditawar, he he…
Barang2nya mayan lucu2..ada kalung2, gelang2, jepit rambut, patung2 kecil,
baju, kaos, celana, sandal, tas, de el el.. pokoke kumplit… n the best
thing is bargaining…
Tadinya mau hunting sunset @ Tanah Lot, tapi sejak siang emang udah
mendung, jadi matahari ga keliatan
Karena masih rada sore, kami getting around to Seminyak – Legian – Kuta
street. Walaupun hanya melewati dengan mobil, lumayan bisa cuci mata… dan
akhirnya kami berhenti di Monumen Bom Bali, Kuta street untuk berfoto.
Setelah makan malam di warung dekat parkiran di Kuta, kami balik ke hotel.
Oya, kami makan Udang asam manis + cap cay, pak Made makan nasi goreng,
total hanya Rp 40 ribu.. waw.. cheap enough, right?
Sempat mampir ke kompleks 5 tempat ibadah di Nusa Dua to make sure jam
berapa misa (kebaktian) dimulai.
Third Day
Pagi dimulai dengan Misa pukul 08-09.30 WITA di Gereja Maria Bunda Segala
Bangsa, Jln Dharmawangsa, Nusa Dua (telp 0361-774811). Sayang, setelah misa
saya tidak mendapat angle untuk memotret seluruh tempat ibadah, jadi hanya
ada foto gereja Katholik saja.
Setelah misa kami langsung menuju Ubud. Tempat yang pertama kami datangi
adalah Bali Bird Park (tiket domestik @ Rp 59.400,- foreigner USD 12.5). Di
situ ada banyak jenis burung, sebagian dilepas bebas, sebagian ada di
kandang. Oya, waktu akan berfoto dengan burung berbulu hitam, saya sempat
dipatok..uh.. kaget juga, ga terlalu sakit sih, cuma malu..apalagi ada cowo
bule ikut ngetawain..hiks..
Puas mengelilingi taman burung kami menuju tempat makan (duh, mama jadi
allergy kena debu disana, karena lupa bawa maskernya).
Wisata kuliner hari ini adalah Babi Guling Ibu Oka, Jln Suweta - Ubud yang
menunya tentu saja adalah daging Be-2 (sori buat yang ga makan). Gile, tu
tempat makan saking ramenya ampe waiting list lho.. tapi untungnya ga
berapa lama, kami udah bisa dapat tempat duduk. Seporsinya lumayan mahal,
Rp 25 rb, untuk menu komplet (daging, kulit, lawar/sayuran dan nasi).
Kelar makan (duh, kenyang banget!), kami mampir di Istana Raja Ubud,
tempatnya di seberang Ibu Oka. Masuknya gratis, hanya saja saat kami ke
sana sedang ada acara, jadi ga bisa masuk sampe ke dalam istananya (hanya
sampe teras).
Setelah itu kami datang ke Museum Antonio Blanco, masih di Ubud juga.
Ticket masuk @ Rp 30.000/ pax, dapat welcome drink es syrup rasa mocca
(hmm, enak banget siang2 gitu).. plus kami dikasih bunga untuk dipasang di
telinga. Oya, karena ini museum, kami dilarang ambil foto di dalam, dan
saya perhatikan, ada beberapa candid camera, so jangan coba2 untuk
melanggar aturan, karena pasti ketauan.
Dari situ, atas rekomendasi Pak Made juga, kami mengunjungi Pura Desa yang
bernama Pura Puseh Pr Desa - Desa Adat Batuan Isaka – Ubud (panjang ya
keterangannya). Kita hanya membayar donasi suka rela untuk masuk ke sana,
mengisi buku tamu, dan kami dapat pinjaman sarung warna-warni. Kebetulan
dapet warna favorit, merah, he he he.. Meskipun hanya Pura Desa, pura ini
bagus dan ada bermacam2 bentuk pura di dalamnya.
Oya, Pak Made yang emang asli Bali cerita ada beberapa jenis pura di Bali:
* Pura Umum (semua orang boleh berdoa di situ), contoh: Besakih, Tanah Lot.
* Pura Desa (perkumpulan beberapa Banjar), contoh: Taman Ayun, Puseh.
* Pura Keluarga (hanya anggota keluarga saja).
* Pura Banjar (perkumpulan beberapa KK)
Sebagai tambahan keterangan, Kabupaten Gianyar merupakan daerah kerajinan
tangan yang terbagi wilayah sbb:
1. Desa Batubulan patung
2. Desa Ubud lukisan
3. Desa Celuk perak
Tak lupa kami mampir di Pasar Sukowati, the biggest market at Ubud -i
think-. Dan dalam waktu tak terlalu lama, dapat belanja oleh2 satu tas
gede..he he.. off course, we can bargain and shop till u drop.
Dari Ubud, kami berencana mau hunting sunset lagi, dan Pak Made
merekomendasi-kan tempat belanja Centro, Kuta (Discovery Shopping Mal)
sebagai tempat mengeker sunset. Lho? Tadinya saya sempat bingung juga, tapi
dari hasil rekomendasi beliau di 3 hari yang lewat, jadi saya percaya saja.
Ow, ternyata dari pintu belakang, ada tempat terbuka dan teras, dan
beberapa café di situ. Tapi tanpa belanja maupun makan/minum, kami boleh
langsung menuju ke pantai, untuk sekedar duduk2 menanti sunset. Hanya saja
karena langit masih cloudy, kembali matahari tertutup awan, no more sunset
Berhubung hari ini cukup padat, kami menutup jalan2 kami pada pukul 19
WITA. Oya, sebelum kembali ke hotel, kami mampir di Supermarket Titiles
(cabang Kuta), untuk beli beberapa pesanan oleh2. Pak Made mengambil jalan
tikus yang benar2 kecil (karena mobilnya Karimun, jadi berani lewat),
makanya kami cukup hemat waktu..
Thanks to Pak Made,dan kamipun berpisah di depan lobi hotel. Mudah2an bisa
ketemu lagi di lain kesempatan ya.
Hari yang cukup melelahkan, dan malam ini kami order makan di kamar saja
(cape euy!) dan masih ada voucher makan dari APVC.
Fourth Day
Niat untuk mengejar sunrise, saya dan mama bangun pukul 05.30 WITA (yang
notabene baru jam 04.30 WIB), trus bersiap-siap sebentar, dan jalan kaki
menuju pantai di belakang hotel. Karena kompleks hotel besar, kami
membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit.
Sampai pukul 6 lebih, matahari belum muncul juga, dan langit masih berawan
(duh..). Dan tak disangka, malah turun hujan yang lumayan besar, jadi kami
berteduh di gubuk dekat kolam renang.
Thanks God, sekitar 6.30, matahari mulai muncul, dan kami yang menunggu
sunrise (ada 5 orang lagi selain saya n mom) cepat2 mengambil fotonya.
Dengan object kapal tradisional nelayan dan pantai, sunrise di Benoa is
nice.
Puas berfotoria, kamipun sarapan.. masih cukup pagi, jam 6.45 WITA ..jadi
menu belum lengkap, tapi ga masalah, yang penting ada coffee n coffee.. he
he.. ngantuk.. itupun self service, coz petugasnya baru ada 1 orang.
Selesai sarapan, saya masih sempat berenang, sebelum pergi ke Batara Sport
jam 9 WITA.
Saya sudah ada janji untuk maen water sport dengan agent Batara Sport Jln
Pratama 89, Tj Benoa, 0361-776322 (atau Pak Wayan 0361-7884287) dan kami
dijemput di hotel.
Setelah nego yang cukup alot, saya mendapat harga paket Jet Sky n
Parasailing Rp 200.000 untuk 2 permainan tsb. Pengen sih, nyoba banyak
permainan seperti Scuba Dive, Wake Board dll, tapi bujet terbatas, bokek
bo, hehehehe…
Jet sky hanya dapat jatah sekitar 15 menit, parasailing hanya 1 putaran.
Belom puas sebenarnya, he he.. Apalagi waktu parasailing, pemandangan dari
atas langit keren banget, sayangnya saya ga kepikir untuk bawa kamera ke
atas (bisa / gak ya?)
Setelah selesai permainan, kami diantar kembali ke hotel, setelah mandi dan
makan siang, kami check out, dan diantar ke bandara (waktunya cukup mefet..
he he.. again karena disorientasi waktu).
Sekitar jam 13 WITA kami sampai di bandara, it's enough time to check in,
etc…
Sekitar jam 13.50 WITA (on time) kami sudah take off, dan jam 14.45 WIB
kami landing di Jakarta.
Hmm, Jakarta lagi.. rasanya pengen selamanya ada di Bali ya, it's so much
fun, peaceful…but I think it's expensive too
-Written by Lusi, May 27, 2008-