Thursday, November 6, 2008

Wandering to Lombok island



Usripers Family (a.k.a. alumni Pramuka Island Trip) kembali nge-trip bareng setelah Trip YogYes n Trip Kawah Putih Situpatenggang (yang keduanya aku ga bisa ikut). Ber-6 kami mengembara di pulau Lombok dan sekitarnya. Usripers yang ikut yaitu Lusi, koko Hary, Pak GM Slamet, Stevy "BeB", Dian "Iyank" (anggota baru) beserta 1 orang bintang tamu Hani Iska a.k.a. "Cicacu" yang akhirnya dikukuhkan sebagai "Miss Pethakilan" (u will know why). Setelah mupeng berat berminggu-minggu sebelumnya, akhirnya hari itu datang juga! Arrangement sudah dibuat dengan bantuan kawan dari Peucang Trip si Teguh, (www.travelombok.com) lewat telpon2an, SMSan dan  imel2an. Itinerary sudah siap di tangan dan Tour Leader di Lombok (Hery) juga sudah dihubungi.

D1 : 30 Okt 08  Jakarta – Ampenan – Senggigi

Kamis sore kami berkumpul di bandara, dan ternyata ada delay selama 45 menit. Sampai di bandara Selaparang, Ampenan, Hery sudah menjemput dan langsung mengantar kami ke Hotel Elen (means: semilir)  di daerah Senggigi (means: suka senyum). Oya, meskipun judulnya "Hotel", sebenarnya Elen ini adalah home stay yang cukup nyaman, bersih dan strategis (walau masuk gang, tapi dekat main street Senggigi). Berhubung sudah malam, kami langsung check in dan istirahat.

D2 : 31 Okt 08  Senggigi – 3 G (Gili Trawangan, Meno, Air)

Besok paginya aku n Stev sempat "pengenalan lingkungan" ke Main Street Senggigi, tapi karena udah kesiangan, ga sempat ke pantai Senggigi. Setelah sarapan pancake + coffee/tea (fasilitas hotel), kami check out dan diantar menuju dermaga Bangsal menuju ke Gili Trawangan (Gili: Pulau). Dalam perjalanan kami melewati amazing view dengan jalur 3M (Mangsit Meninting, Malimbu) dan sempat mampir di Teluk Nipah untuk foto2..keren! Kebetulan langit cerah biru dan ada gumpalan awan. Perjalanan ke dermaga dilanjutkan dengan cidomo (cikar dokar motor) karena tidak bisa dilewati mobil. Dermaga kecil, tapi cukup rame, n lautnya bening banget, bergradasi dari hijau ke biru..


Ada 2 pilihan untuk naik kapal yaitu public ato private, sebenarnya kapalnya sama, tapi kalo mau private, kita wajib bayar full 20 orang (+/- Rp 200 ribu) tapi bisa langsung jalan, sedangkan public hanya bayar masing2 orang Rp 10 ribu, tapi nunggu penuh kayak angkot . Penumpangnya kebanyakan para pekerja & pedagang yang akan berjualan di Trawangan, jadi isi kapal itu tentu saja penuh barang2 dagangan mereka kayak telor, sayuran dsb. (eiy..untungnya ga ada kambing n ayam as Teguh said).

Kapal menepi di Gili Trawangan dan kami sudah berdecak kagum.. amazing! pantainya berpasir putih lembut, langit super biru tanpa polusi (kendaraan bermotor not allowed here), air laut bening n kita bisa ngeliat karang2 di bawah air. Kami lunch dulu di Oda CafĂ© yang masakannya enak banget, even telor dadarnya. Selesai makan, kami bersiap2 untuk Glass Bottom Trip n Snorkeling ke 3 Gili…panas terik namun tetap excited he he..
Oya, koko Hary memisahkan diri karena mau join sama divers yang laen (katanya sih, dia paling lama nyilem di dalam air, sampe pada manggil dia "Harry Potter" he he padahal "OGI.com" tuh)

Tujuan pertama Glass Bottom adalah Gili Meno, snorkeling di sini karang2nya biasa saja dan ikan ga terlalu banyak. Rupanya cuma Stevy saja yang "mendarat" di Gili Meno untuk ngambil sample pasir pantai he he. Dilanjutkan melihat Meno Wall dari balik glass bottom. Destinasi yang kedua adalah Gili Air, di sini terumbu karangnya ancur berat (katanya karena dinamit untuk menangkap ikan..ck ck ck kejamnya) tapi ikannya indah banget…dan mereka akan mendekat kalo dipancing dengan roti (he he ikan bule)..ini yang membuat foto ikannya jadi bagus banget karena posisi close up, n kebetulan matahari sedang terang2nya.

Di Gili Air, kami sempat menepi ke pantai, sunbathing n foto2 dengan disaksikan turis bule yang ketawa2 ngeliat ke-narcist-an para model dadakan itu..:)).

Oya, tak lupa Pak Slamet mengupdate foto via BlackBerry ke Usripers lain yang ga ikut yang tujuan utamanya adalah "kompor.com" dan pastinya pada "ngiri.co.id" hi hi hi…

Demikian beberapa komentarnya :
* ELP: "ngiriii" (singkat, padat, jelas..ha ha ha)
* Mico: "Monik, ayo kita ke Garut n bikin foto2 juga" (sebenarnya 2M ini mau honeymoon ato bikin trip tandingan ya? Hmmmm..)
* Teguh: "Foto ini membunuhku" (lagunya D'Masiv)
* Teguh (lagi): Kalau Pak Slamet pernah nonton film perang, ada tentara yang terluka n ga bisa nahan sakit, dia akan bilang "Shoot me" dan Pak Slamet udah berhasil membuat saya untuk bilang "Shoot me" (ha ha ha, i luv this quote...!)

Setelah mampir di 2 Gili itu, kami balik ke Trawangan dan snorkeling lagi di depan hotel… eiiy..ternyata ikan di sini malah ada yang jauh lebih besar, katanya itu Ikan Ayam2 (ato Kambing2) gitu namanya.. Hebatnya, dengan jarak sekitar 1 m dari pantai, kami sudah nemu bermacam2 ikan…sedap.. (baterai HP sampe exhausted he he).

Selesai snorkeling, kami naik Cidomo (ataw dokar kalo di pulau Jawa) mengantar kami ke tempat ngeliat sunset..kebetulan ujan gerimis, tapi sunsetnya tetap bagus (satu2nya sunset selama 3 hari di sana). Project P. Slamet kali ini adalah membuat foto silueto yang keren banget.

Setelah matahari benar2 turun, kami balik ke penginapan Creative Homestay, si Hery udah nelpon karena takut kami diculik he he. Setelah check in dan mandi, kami jalan untuk cari makanan untuk dinner, sempat rada bingung n akhirnya makan di Scallywags Famous BBQ yang masakan seafoodnya enak banget. Pulang ke hotel, tidur.

D3 : 1 Nov 08  Gili Trawangan – Senaru – Senggigi

Pagi rencana liat sunrise, karena mendung, langit berawan, tapi pak Slamet tetap bisa dapet foto landscape yang cukup bagus. Sempat ada ray of light yg keren di langit.

Check out tanpa b'fast, kami menuju ke dermaga dan sambil menunggu penumpang penuh, stevy shopping underwater camera analog yang cukup keren..b'coz hari sebelumnya digcamnya kelelep di air (dicapac-nya kurang rapat) hiks hiks... Akhirnya kapal memenuhi kuotanya dan berangkat ke Bangsal. Ehem, di kapal kita ketemu bule yang keren dan sempat foto bareng hi hi hi

Sampai di Bangsal, L300 kami dah menjemput dan kami langsung menuju ke Senaru di Kaki Gunung Rinjani. Sempat mampir di Desa Tanjung untuk Brunch (karena udah jam 11 WITA).

Selama perjalanan pada tidur kelelahan, tapi aku n pak Slamet ngobrol sambil ngeliat pemandangan di kanan-kiri yang rata2 adalah pohon2 meranggas dan ada juga pohon2 kamboja. Oya, sempat ngelewatin Black-Sand beach dan kita udah niat pulangnya mau mampir lagi (tapi batal karena kemaleman hiks hiks).

Akhirnya, sampai juga kami di Desa Senaru untuk trekking ke kawasan Air Terjun Sindang Gile (Singanggila Waterfall). Jalur trekkingnya ga terlalu susah, karena sebagian udah disemen dan dibikin tangga gitu. Tapi ada juga jalurnya kami mesti lewat sungai dan batu2 besar yang licin. Sampai di air terjun pertama setinggi 40m, dan foto2 di situ.

Oya, menuju air terjun ada celah batu yg disebut "Batu Jepit" – awas kejepit....!

Air terjun kedua yang disebut Tiu Kelep, tingginya sekitar 30m tapi airnya sangat deras, jadi ga ada yang berani motret dekat2 situ..

Oya, waktu berangkat kami lewat jalur biasa tapi pulangnya ada sedikit variasi, dengan jalan lewat terowongan air buatan jaman Belanda, yang airnya dingin dan deras sekali, jadi kami jalan sambil pegangan di kegelapan (pak Slamet sempat motret beberapa kali pas kebetulan ada lubang udaranya..). Kami jalan di situ sekitar 200 m.

Selesai trekking kami istirahat di resto di situ, sambil ganti baju yang basah, sempat ngopi2 dan makan indomie telor, rada2 lupa waktu.

Waktu perjalanan pulang yang direncanakan mau hunting sunset jadi batal deh, gara2 "lelet.com" hu hu hu….

Matahari sedang mulai terbenam, jadi langit di sebelah kiri kami warnanya memerah. Sayang banget ga bisa turun untuk memotret, dan warna langit itu bertahan lama banget, mungkin sekitar 30 menitan. Trus waktu jalan, kami melihat pemandangan Laut di depan yang keliatan lebih tinggi dari jalan. Jalanan waktu itu berliku-liku dan Pak Main (driver) membawa mobil kami cukup kencang. Ngeliat sunset tanpa motret hanya bisa bikin "ngiler.com" selain penumpang di bangku belakang yang "ngiler beneran" alias bobo he he...

Sampai di hotel Elen lagi, mandi dan jalan ke Senggigi main street untuk cari makan. Pilihan jatuh kepada Warung Tenda Cak Poer yang menunya adalah seafood again (nyam nyam) ikan bakar dan king prawnnya benar2 enak (duh, rasanya semua masakan di Lombok itu enak2 kecuali pancake "gazebo" alias "ga jelas bo" di hotel Elen, he he he)

Selesai makan, masih ada yang mau main billyard, tapi aku n Stev pilih untuk istirahat aja (besok kan mau snorkeling lagi).

D4 : 2 Nov 08  Senggigi – Gili Nanggu – Gili Kedis - Mataram

Pagi, aku n Stev akhirnya nyampe juga di Pantai Senggigi, ternyata Senggigi emang biasa banget, pasir pantainya coklat dan hampir ga ada pemandangan apa2. Ada beberapa penjual kaos Lombok dan kalung2 mutiara di sana.
Setelah itu kami balik ke hotel dan sarapan, check out again trus diantar pak Main ke Sekotong (sampe di jettynya aja) dan lanjut pake charter boat ke Nanggu.
Oya sempat mampir beli lunch box di RM "Murah" yang memang murah, tempatnya masuk gang, tapi masakannya enyaak..

Sampailah kami di Gili Nanggu (Private Island) yang ternyata bagus banget, membuat 3 Gili  sebelumnya ga ada apa2nya… Ga sabar pengen nyemplung… Kami ber-5 plus Hery langsung snorkeling di tengah, sedangkan pak Slamet disappear..sampe kami makan siang doi belom muncul juga…

Underwater world di sini juga keren, dari ikan sampe terumbu karangnya.. lagian ga perlu kapal, tinggal nyemplung aja..

Rupanya, pak Slamet hunting foto sendirian tanpa para model, dan menjadikan dirinya sendiri sebagai model..kami cuma bisa bengong n "mupeng.com" ngeliat foto2nya…dan rada nyesel karena kelamaan snorkeling.

Abis makan siang, snorkeling lagi…dan aku jadi pemegang rekor terlama snorkeling hari itu..dari waktu pada mulai ampe selesai…he he .. Waktu agak sore itu arusnya cukup besar, dan ga pake life vest (hari itu kemakan sama omongan Hary untuk snorkeling tanpa life vest, jadi aku n Hani memutuskan untuk ga pake). Ternyata seru juga kok, dan tidak mengerikan seperti yang kubayangkan, he he…

Ada kejadian lucu waktu salah 1 snorkeler memakai google di tempat yang tidak semestinya, alias di atas hidung..wakakaka...jadinya airnya masuk semua hi hi hi... (sory ya dee).

Snorkeling berakhir dan Last but Not Least... kami pintong ke Gili Kedis (kedis : kecil) atau Honeymoon Island (bukan Honey Cicacu loh he he).. yang ternyata keren banget, sepi n pasir putihnya super duper lembut…woaah….mungkin ini pasir terlembut yang pernah aku injak2..he he..

Cuaca sempat mendung dan gerimis turun, tapi tidak mengurungkan niat untuk turun ke Gili Kedis ini..dan alam memang bersahabat, jadi waktu kami foto2 matahari sudah bersinar terang…

Dengan arahan penata gaya sekaligus fotografer (dan merangkap model juga), jadilah foto2 keren video klip Usripers terbaru....


Selesai photo session, kami naik kapal untuk pulang, ternyata kami melewati Goa Landak, yang merupakan tempat sembahyang umat Hindu, dan saat itu sedang ada ibadah. Jangkar ditambatkan dan kembali sang photographer beraksi
Sampai di dermaga, L 300 sudah menjemput kami untuk pulang ke Mataram. Di jalan kami papasan dengan beberapa rombongan pengantin suku Sasak membuat jalanan sedikit macet, he he. Ada 3 rombongan hari itu..

Kami mampir di Desa Sukarara, tempat kerajinan kain songket dan kain ikat. Menenun adalah nafas hidup para wanita di sana, yang dari umur 10 tahun sudah diajarkan menenun, dan saat mereka sudah mahir adalah saat mereka siap menikah..waks... Mbak Indri, salah satu pengrajin mengajarkan cara pembuatan tenun dan kami boleh mencoba juga. Fyi: dalam sehari mereka hanya menghasilkan sekitar 15 cm tenunan, itupun kalau motifnya sederhana.. Setelah mencoba menenun, saatnya pada belanja2…

Perjalanan dilanjutkan, dan kami mampir di Toko Imamulia, tempat penjualan madu dan oleh2 lainnya seperti telur asir, manisan nangka, tomat, rumput Laut dsb.  Oya, sore ini kami juga ga ketemu sunset karena mendung dan hujan.

Sampai di kota Mataram, Hery mulai hunting hotel buat nginap kami di malam terakhir. Sempat dapet 1 kamar Non AC, tapi kami kekeuh mau kamar ber-AC (yang akhirnya malah dimatiin semua, karena malam itu dingin banget..hi hi..). Kami check in di Hotel Karthika yang cukup strategis, dekat jalan raya..
Setelah loading barang2 bawaan, kami hunting Ayam bakar Taliwang di warung tenda "Ini Baru Taliwang", kecuali P. Slamet yang terkena musibah kena sakit GB.. Selesai makan kami pulang membawa sebungkus nasi soto buat p. Slamet yang ternyata ga kemakan juga :(. Acara selanjutnya adalah mandi dan Last Packing (huuuh I hate packing...!). Setelah beres kamipun tidur.

D5 : 3 Nov 08  Mataram – Ampenan – Jakarta

Jam 3 WITA dengan tanpa berperikemanusiaan, petugas hotel menjalankan Morning Call-nya (yg memang diminta Stevy..tapi seharusnya untuk jam 4). Jadilah kami bangun jam 3, kedinginan, dan ga bisa tidur lagi... Selesai siap2 dan Hery sudah datang, tapi para pria belom siap. Kami berangkat sekitar jam 5.15, dan mefet banget sampe di bandara sekitar 5.30 (udah mau ditutup check in).. sambil sedikit lari, pamitan ama Hery dan langsung check in n boarding... fiuuuh.. Bubye Lombok..we will come again someday..

Summary
1. Lombok lebih keren dari Bali.
2. Bakalan balik lagi ke Lombok, ke spot2 yang laen (plus Gili Nanggu lagi, it's OK) - Akan ada Trip Lombok 2, Lombok 3 dst
3. Ikan2 di Lombok jauh lebih bagus daripada snorkeling spot di Pulau Pramuka (walaupun terumbu karangnya kalah dibanding Karang Lebar).
4. Fotografer juga manusia, jika kepepet ga ada model, mereka akan menjadikan dirinya sendiri sebagai Object photo...hi hi...
5. (mengutip wejangan Pak Slamet) semua orang bisa difoto dengan bagus, challenge buat photographers untuk bisa membuat yang biasa menjadi tak biasa.. tapi kalo dah nyerah ngeles-nya: "Batere abis!" wakaka...

Lusi - Nov 08 
'This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. Please note that any views or opinions presented in this email are solely those of the author and do not necessarily represent those of the company. Finally, the recipient should check this email and any attachments for the presence of viruses. The company accepts no liability for any damage caused by any virus transmitted by this email."

Monday, October 27, 2008

LOMBOK n 3 G (Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno)

'This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. Please note that any views or opinions presented in this email are solely those of the author and do not necessarily represent those of the company. Finally, the recipient should check this email and any attachments for the presence of viruses. The company accepts no liability for any damage caused by any virus transmitted by this email."

LOMBOK ISLAND HERE WE COME.. :)


Tgl 30 Oktober, 2 hari lagi...aku n temanz ber-6 mo nge-Trip ke Lombok...horeeey....!
Aku, Dian, Stevy, Hani, Slamet n Hary..
dah pada "mupeng.com" banget....juga udah pada ngiler2 n ngimpi2 semua hi hi hi
ampe ada yang udah request untuk dibikinin Story berjudul "When Hary met Gily" pula wakaka..
trus para photographer juga udah shopping segala macam lensa (bawaan laen ga penting deh..)
Can't hardly wait for Lombok... :)

KEINDAHAN PULAU LOMBOK
 
Karena kurangnya informasi, banyak tempat-tempat wisata indonesia yang kurang dikenal oleh wisatawan asing, bahkan mereka lebih mengenal tempat wisata negara lain seperti Thailand dan Malaysia. Sebenarnya keindahan alam indonesia jauh lebih menarik dan jauh lebih memukau, terutama keindahan pantainya... satu diantaranya Pantai Lombok.
 
Di antara sekian banyak objek wisata bahari yang berada di Lombok, tampaknya wisatawan takkan melewatkan kawasan pantai barat Lombok. Selain Pantai Senggigi yang terkenal, ada pula tiga pulau di tengah lautan (yang di sebut dengan nama GILI) yang menjadi tempat favorit bagi wisatawan mancanegara dan nusantara untuk berakhir pekan.

Pulau-pulau kecil itu bernama Gili Trawangan, Gili Air, serta Gili Meno. Ketiga pulau itu seakan mampu mewakili potret keindahan pantai-pantai di Lombok. Semuanya menyajikan kebeningan air laut, butiran pasir putih tanpa serakan sampah, serta terumbu karang dengan ikan hias yang menggemaskan.

Panorama alam langsung memukau. Air laut yang asin seakan tersekat oleh warna biru tua, biru muda sampai hijau muda. Saking jernihnya air, dasar lautnya pun terlihat bernas.Ketiga pulau mungil yang berada di tengah lautan itu memiliki perbedaan karakteristik yang unik. Masing-masing punya suasana alam dan ciri khas tersendiri. Bahkan, akhirnya perbedaan itu seakan memilah wisatawan sesuai dengan minat, sifat, dan kepribadiannya.

Gili Trawangan merupakan pulau terbesar, teramai sekaligus terjauh dari pulau utama Lombok. Kebanyakan wisatawan yang mengunjunginya terdiri dari orang-orang yang berjiwa muda dan penuh semangat. Di musim liburan, hampir sepanjang malam diadakan pesta yang hingar bingar dengan alunan musik.

Bagi wisatawan yang hanya ingin merasakan suasana pantai tanpa mau berbasah-basah, bisa bersantai di beranda hotel, kafe, dan restoran yang tertata apik. Bahkan, kalau berminat, Anda bisa menyewa kereta kuda cidomo untuk mengelilingi seluruh Pulau Gili Trawangan.

Sementara itu, Gili Meno yang terletak di tengah-tengah antara Gili Trawangan dan Gili Air, lebih sesuai bagi wisatawan yang mengidamkan relaksasi di tengah kesunyian. Pengunjung benar-benar disuguhi nuansa alami pantai tropis yang tenang. Pepohonan bakau masih terlihat merimpun di sepanjang pesisir pantainya.

Lain lagi dengan suasana yang tercipta di Gili Air. Pulau yang terdekat dari Lombok ini lebih sesuai bagi wisatawan yang berlibur bersama keluarga. Dihuni penduduk lokal paling banyak, pulau ini lebih menawarkan suasana pantai yang tidak ramai namun tidak terlalu sepi.

Yang tak boleh terlewatkan adalah berjemur di pinggir pantai, berenang, dan snorkeling. Di pantai landai yang berombak tenang itu, wisatawan bisa menguak misteri kehidupan biota laut dengan aman. Meskipun di beberapa tempat terumbu karangnya rusak, tak pelak menyisakan sisi keindahan.

Berbagai jenis ikan laut sering terlihat berenang secara bergerombol. Bergerak lincah di antara bebatuan, terumbu karang, dan rumput laut. Sementara itu, ikan hias mungil yang beraneka warna sering kali mengelilingi bahkan menciumi wajah wisatawan yang tengah asyik snorkeling.

Dengan keberagaman yang dimiliki Pulau Gili, sungguh tak sabar bukan untuk menjadi saksi keindahannya?

'This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. Please note that any views or opinions presented in this email are solely those of the author and do not necessarily represent those of the company. Finally, the recipient should check this email and any attachments for the presence of viruses. The company accepts no liability for any damage caused by any virus transmitted by this email."

Sunday, October 5, 2008

a night at Citalahab Village

(See attached file: citalahab Village.jpg)(See attached file: morning @
citalahab.jpg)(See attached file: sunrise @ Citalahab.jpg)(See attached
file: glowing mushroom.jpg)(See attached file: tea walk.jpg)(See attached
file: cikudapaeh waterfall.jpg)
(See attached file: Family Picture.jpg)(See attached file: gerbang
TNGHS.jpg)
Day 1: Friday, October 3 2008

Liburan lebaran ini, aku n adeku join Trip Backpackers Explore Indonesia
tgl 3-4 Oktober. Pagi itu dijadualkan untuk berangkat jam 7 dari meeting
point Mc D Sarinah Thamrin, tapi berhubung peserta yang berjumlah 8 orang
sudah kumpul semua, sekitar jam 6.30an kami sudah berangkat. Kali ini
pesertanya hanya ada 1 co bernama Ferdi, dan 7 dayang2nya yaitu
Nansie..,Yana, Shinta, Rita, Tiwi, Lusi dan Lili.. Kami ditemani team
Explore Bang-Zai (bukan banzai yaaak) aka Zainal Willy Hakim si Mr Dramatic
Sunrise, sama Ningsih (anak kuliah-an yang membuat beberapa peserta berasa
udah uzuuur hi hi hi).. Mobil L-300 yang dibawa oleh Bpk Oding (the true
Offroader) sudah siap membawa kami ke Taman Nasional Gunung Halimun-Salak
(TNGHS). Keluar dari tol Ciawi, kami ambil jalan yang lurus, ke arah
Bogor-Sukabumi, lewat Parungkuda dsb… Selama perjalanan, hawanya cukup
dingin. Jam 10-an sampai di Pusat Informasi / Dept Kehutanan, kami wajib
lapor di sana. Mampir lunch sekitar jam 10.30 di desa Cipeteuy, trus lanjut
sampai Gerbang TNGHS, foto2 bentar, lanjut lagi.. kami sampai di Pusat
Research (Station Penelitian) di Cikaniki sekitar jam 12.45. Kami langsung
menuju Canopy Trail (jembatan dari kayu yang diikat ke pohon2 besar) naik
ke tangganya cukup horror, tinggi banget! Trus kami mesti jalan dari pohon
1 ke pohon yang laen (total ada 6 pohon, tapi yang 2 ditutup karena lapuk
dan ga aman). Setelah itu kami trekking 500 meter ke Curug Cimacan,
jalurnya cukup curam ke arah sana..deg2an juga. Sampai di curug, nyemplung
ke sungai yang airnya dingin, segar banget, mak nyezz .. Trekking balik ke
atas, naik mobil n lanjut ke Desa Citalahab tempat home stay-nya. Sekitar
jam 15 kami sampai di rumah pak Suryana, bapak kost kita. Rencananya
setelah mandi, kami mau jalan2 mengeksplor daerah sekitar, tapi karena ujan
deras sepanjang sore, jadi pada ngopi2, ngeteh2 dan maen kartu di ruang
tamunya, trus dinner deh.

Malem, untungnya ujan udah berenti karena kami mau ngeliat Glowing-mushroom
alias jamur menyala di Cikaniki (deket tempat canopy trail)..kami naik
mobil ditemani Pak Suryana (jadi ranger 1 malam) sekitar 30 menit ke sana,
dan trekking sedikit ke hutan..waktu Zainal ngasih aba untuk mematikan
senter, woaah... keliatan itu jamur2 yang nempel di pohon nyala warna ijo
kayak fosfor.. lucunya.. Cuma untuk motretnya ternyata susah banget, dengan
pocket-camera STD yang kemampuan capturenya terbatas, harus diset sana-sini
supaya dapat hasil yang maksimal...selaen gelap, ujan gerimis, mesti
jongkok n mesti pegangin camera supaya steady n hasilnya ga blur..pegel
banget..(sebenarnya rada berasa "aneh n spooky" tapi tetep semangat untuk
memfoto tu jamur.. hi hi hi.. Pulang ke homestay, kami bersih2 bentar,
preview2 foto n langsung bobo..hawanya dingin, selimutan, nyaman banget..

Day 2: Saturday, October 4 2008

Bangun pagi2, mau liat "the Dramatic Sunrise" (menurut Itinerary-nya) di
deket kebun teh. Ternyata yang dimaksud dramatic itu karena dari garis
sinar warna jingga, tiba2 tuh matahari langsung genjreng, terang banget ga
pake acara naek pelan2 hehe… silau gichu..trus kami papasan ama para
pemetik teh yang lagi berangkat mo kerja jam 6-an.. Pulang ke rumah,
sarapan nasi goreng pake telor, timun n krupuk. Di"jatah"in ama Ferdi,
ternyata malah pada kebanyakan..he he..

Siap2 bentar, jam 7.30an kami berangkat trekking mulai dari perkebunan teh
trus baru masuk ke utan, welcome to the jungle..

TNGHS adalah hutan hujan tropis terbesar di pulau Jawa, yang letaknya di
Sukabumi, Jawa Barat, yang curah hujannya cukup tinggi. Saat paling rendah
curah hujan kalau kira-kira 3x ujan dalam 1 minggu (makanya air ber-limpah
ruah, bening n segar). Bahkan di sana Listrik digerakkan dengan tenaga
TURBIN air.

Hutan yang kami masuki lembab n rada gelap, tapi masih ada dikit2 sinar
matahari yang masuk di sela2 pohon besar di sana. Saat jalan mayan datar,
kami bisa foto2 bunga, pohon, serangga, dan burung kecil yang lagi bobo
siang. Rata2 jalur yang ditempuh terjal, curam n licin karena berlumpur..
ngelewatin sungai2 kecil juga, Nah di sini biang pacetnya yang tanpa
permisi nempel2 n nyedot darah kita.. semua dari kami sempat kena beberapa
spot di kaki..uuuh... ga sakit sih, cuma jadi berdarah n berlubang aja.
Kayaknya rekor terbanyak dipegang oleh Shinta yang mendapat 12 tanda mata
dari pacet hi hi...

Setelah berjalan sekitar 4 jam menembus hutan dan sungai, sampailah kami di
Curug Cikudapaeh yang kata Zainal artinya "kuda Mati". Di situ ada 2 aliran
air terjun yang bentuknya menyilang di sisinya tebing batu.

Oya, saking susahnya jalur trekking di hutan (4 jam jalan berangkat dan 2
jam pulangnya), kadang kami harus saling pegangan tangan, ato pegangan di
dahan pohon (maaph ya TNGHS, aku dah matahin beberapa pohon kecil…) trus
kadang jalan dengan gaya nyamping ato jalan merangkak hi hi saking takutnya
tergelincir..

Rasanya tu dengkul, betis n paha udah pada mau copot (mungkin Faktor U -
kalo meminjam istilah si Naked Traveler he he he).. apalagi ga pake
stretching apalagi warming up sebelom jalan. Trus karena udah telat makan,
perutku udah kembung, badan lemas…waktu sampe di rumah, rasanya pengen
langsung tidur.. jam sudah menunjukkan pukul 14.30an…wah.. Unbelievable I
could made it.. Bener2 NEW EXPERIENCE yang aku lalui.

Setelah Late-Lunch, gantian mandi, gosokin lumpur2 yang nempel, dan nyuci
sepatu/sandal masing2 he he… eh, malah ujan deras lagi.. Trus kami sempat
bikin Family-Portrait sama Pak Suryana dan Pak Oding. Pas habis itu ujan
reda, jadi kami langsung pulang, pamitan ama Pak Suryana n say thanks…
sekitar jam 16.45an.

Ternyata perjalanan pulang ini ga selancar waktu berangkat, karena mau
potong jalan lewat pabrik tea Nirmala, yang katanya hanya 6 Km (berangkat
18 Km), tapi malah tertutup portal, jadi kami nyobain jalan baru yang
ternyata terjal, nanjak ke atas dengan kemiringan hampir Vertical. Kami
udah stress semua, tapi ternyata mobil L 300 tahun 86 (wuah,gilaa…)
berhasil diajak pak Oding nanzak ke sana. Fiuuh, semua lega waktu lewat…
oya, jalanan saat itu sepi banget, gelap, trus ujan dan berkabut pula..
jadi tambah serem aja.

Waktu sampe di perkampungan rasanya lega banget.. at least ada yang bisa
ditanyain waktu bingung nyari jalan.. oya, mobil sempat mogok waktu
ngelewatin banjir di salah satu kecamatan di Sukabumi…berhubung isi mobil
kebanyakan ce semua dan banjirnya berarus, Zainal yang turun buat ikut
ngedorong beserta orang2 yang bantuin dorong.. Lewat dari banjir, dah lega
bener.. Setelah isi BBM mobil dan isi perut juga, perjalanan udah
lancar..berani bobo deh, cape banget.. sekitar jam 22 kami dah sampe di
Jakarta lagi… panas lagi…

Summary Pandangan Mata

Citalahab Village:
*hawanya sejuk, ga perlu AC.
*airnya dingin banget, seger, bersih.
*curah hujan tinggi banget.
*penduduknya rata2 bekerja di kebon teh atau di pabrik teh Nirmala.
*Viewnya OKs banget, terutama waktu matahari baru mau naik.

TNGHS
*Hutannya lebat banget
*Jalur trekkingnya terjal, menurun/naik hampir Vertikal, licin, berlumpur,
banyak pacet.
*Jalan kaki sejauh 6 jam dengan jalur tsb di atas.
*Airnya seger banget (ampe kena diracuni Zainal buat nyoba minum aer
sungainya) nyatanya gpp tuh..
*Ada tanaman yang batangnya bisa buat nahan haus, rasanya asem kayak
belimbing wuluh *yang biasa buat Sayur*
*Nyobain makan daun pakis di Utan mentah2..
*Pokoknya hal2 gila yang belom pernah dilakukan di Jakarta

written by Lusi, October 08

Tuesday, September 23, 2008

crazy SundaY.. have Fun go Mad.. :))

Sunday, September 21, 2008

Pagi, setelah janjian control kawat gigi di my dentist, aku janjian sama
temen2ku, jumpa fans dengan "artist Malay" a.k.a. Kathy, temen kami yang
baru aja pulang ke negeri tercinta Indonesia Raya ini.. Kathy menjemput aku
n Jannie yang udah menunggu sebentar di ruang tunggu dentist, dan sempat
minta foto bareng sama our dentist Vera yang NotaBene temen jalan kami juga
(sebelom beliau married dan sekarang lagi hamil)..hi hi hi...
(See attached file: aku n teman2ku incl dokter gigiku.JPG)

Setelah foto bareng kami langsung cabut coz Vera juga udah ditungguin sama
her next patient di ruang tunggu. Kami menjemput Vero temen kami juga di
deket kampus Untar Grogol. Sempet sedikit heboh karena Veronya ga ketemu2
juga, hi hi hi...(beda halte bus)

Lanjut, kami langsung menuju FX Mal Sudirman, di deket Gelora Bung Karno,
yang kata Jannie banyak tempat makannya. Kami ber-4 belom pernah ke sana.
*aku udah sempat kepikir mau nyobain perosotan keringnya* hi hi....
(See attached file: Ve-Jani-Kathy-LuSi @ FX.JPG)
Kami makan siang di "My Hanoi Villa" resto masakan Vietnam, di sana semua
pelayan berpakaian baju daerah Vietnam, dan aku perhatiin mereka rata2
bermata rada sipit n berkulit putih (mungkin untuk menciptakan suasana
Vietnam itu sendiri ya...) wah, audisinya susah tuh he he...
(See attached file: my Hanoy Villa.JPG)
Pesanan kami waktu itu: Pho Bo (mie Vietnam, mienya rada gede, trus ada
fillet daging sapi dan sayuran mentah: kemangi n taoge), nasi goreng yang
dibungkus daun, lumpia rebus, sop ikan (duh, namanya lupa semua, strooknya
udah dituker sama Voucher perosotan, hi hi). Untuk minumnya aku nyobain
kopi Vietnam yang penyajiannya cukup unik (see the pic), Jannie n Kathy
soybean milk, Vero nyobain Strawberry blended yang warnanya merah
genjreng...
(See attached file: Pho Bo.JPG)(See attached file: Lumpia Vietnam.JPG)(See
attached file: nasi bungkusnya Vietnam.JPG)(See attached file: Soybean
milk.JPG)(See attached file: blended Strawberry.JPG)(See attached file:
Kopi Vietnam.JPG)
(See attached file: Kopi Vienam after mix.JPG)

Melihat brosur Perosotan ("Slide n Scream" kalo ga salah), disebutkan pada
halaman depan (tulisan gede2) bahwa gratis 2 ticket dengan pembelian
(belanja) senilai Rp 100.000,- tanpa baca halaman sebaliknya, aku dengan
PeDe-nya ngajakin salah 1 dari temen2 untuk join with me... Duh
duh...ternyata sempat terjadi beberapa kesalahan yang merepotkan...hiks
hiks...

Attention buat yang mau ikut perosotan di FX itu:
@ Ada jam istirahat siang pukul 13.30 - 14.30 *pas aku nyampe, jam 13.40*
@ Tempat penukaran Voucher (di Lantai 3) dan tempat pembelian tiket (di
Lantai 7) ternyata beda tempat..jadi kalo udah ada strook pembelian yang
mau ditukerin tiket gratis itu mesti ke lantai 3 dulu dituker Voucher,
setelah itu ke Lantai 7 nuker Voucher dengan tiket sebenarnya.. *ribet euy!
itu yang bikin kami bolak balik*
@ Khusus Sabtu-Minggu pembelian minimal Rp 200.000,- bukan Rp 100.000,-
(tertulis di brosur di halaman belakang dengan tulisan lebih kecil) dan
jam2 tertentu hanya bisa untuk 1 orang aja. Kalau mau nunggu jam 16-18,
bisa untuk 2 orang >> PLeaSe Read CaRefuLLy beFore You go sliding...!

(See attached file: nervous.....JPG)(See attached file: perosotan 1.JPG)
(See attached file: perosotan.JPG)
Akhirnya setelah melewati PERJUANGAN berbelit2 dan antrean yang cukup
panjang, aku meluncur juga, he he...dengan perlengkapan perang seperti
Helm, Jacket, Sarung Tangan, Pelindung Lutut dan Body-mat yang dipakai
untuk alas meluncur dan harus dipegang kuat2..selama meluncur kami
diharuskan untuk screaming, coz mulai lantai 3 kedap udara n sempat ada
yang sesak nafas (kata petugasnya). Teriakan2 itu yang bikin aku sempat
keringat dingin, deg2an >> nervous setengah mati...

Mendarat dengan suksesnya.. *kalau mau tau rasanya meluncur dari lantai 7
ke lantai 1 hanya dalam waktu beberapa detik, pleaze try it by yourself* he
he... Dan karena sudah sore, kami ber-4 berpisah.. aku n Vero masih ada
janji dengan Yienni dkk untuk Gladi resik acara pernikahan Yienni dan
sekalian mau Bachelorette Party di Plaza Semanggi.. Kami udah telat coz
antrean di Fx yang mayan lama.. Kathy-Jannie mengantar kami sampai di
Plangi n mereka pulang.

Sampai di Plangi, kami nongkrong di Pizza Hut untuk Gladi Resik bentar,
meeting, shooting (by Vero) interview session (by wartawan dadakan alias
diriku sendiri hi hi hi), minum n makan secuil pizza he he.. Trus
diteruskan ke Karaoke di Inul Vizta *gile mau ke sananya aja dah kayak Mr
Bean, naek turun lift ga jelas, dari 5A ke 6A ke 5A lagi dst..
waakakaka...soalnya 2 orang yang tau udah jalan duluan, yang laen belom
pernah*

Setelah nyanyi2 n dance ga jelas, selama 2 jam...kami pun menyudahi the
Nice Sunday evening itu...
Good Luck Yienni, and thanks to all my friends, hiks hiks (ini
terharu.........)

(See attached file: Lusi-1.jpg) written by Lusi herself :)

Friday, September 19, 2008

Sunrise @ Semenanjung Ujung Genteng

(See attached file: Picture 102.jpg)

Pramuka Island

(See attached file: Pramuka island.jpg)

Peucang Island

(See attached file: Peucang (303).jpg)

Monday, September 15, 2008

Getaway to Bali May 16th -19th , 2008

First Day

Pesawat air asia Jkt-Dps pertama kali saya booking di bulan Januari
dijadwalkan berangkat 16 Mei 08 pukul 17.50 wib. Tgl 8 April, ada
pemberitahuan bahwa frekuensi flight ke bali dikurangi dari 4x menjadi 3x
sehari, jadi flight kami di-retime jadi jam 6.35 wib. Tiba2 tanggal 15 Mei
ada pemberitahuan yang kedua, bahwa ada retime again, jadi jam 10.40 wib.
(duh…air asia..!). Oya, harga yang saya dapat juga ga murah amat, Rp 2.3
juta-an untuk flight Jkt-Dps-Jkt 2 orang, karena hi-season.

Thanks God, tgl 16 Mei (relative on time) kami terbang ke Bali, sekitar jam
13.30 WITA kami sampai. (Beda 1 jam kadang masih bikin saya bingung n jadi
ngaret he he )...

After check in di "Guest Relation Advantage" desk dan minum welcome drink,
kami langsung mulai jalan-jalan (karena kamar kita belom selesai di-clean
up, jadi belom bisa beres2, tapi langsung berangkat). Oya, kami menginap di
hotel Novotel Benoa karena ada promo special price *banget* USD 128 for 3
nights stay (include breakfast and airport transfer –pp).

Mobil Karimun yang dibawa oleh Pak Made Yasa, HP 0852-37616490 (Bali Mas
Jaya Car rental / Pak Gede 0361-755056/ 7426306/ 0816-579395) sudah
menunggu dari jam 14 WITA, dan saya menyelesaikan administrasi de-el-el
sekitar 15 menit dari jam 14. Oya, kami mendapat harga sewa mobil tersebut
Rp 175.000 per hari (mobil + driver), belum termasuk BBM (tergantung
jarak).

Perjalanan pertama dimulai dengan mengunjungi GWK (Garuda Wishnu Kencana)
-30 menit dari hotel dan lunch Nasi Bukit dan minum es loba-lobi di Food
Theater yang lokasinya ada di GWK. Oya, harga nasi bukit (suwiran ayam,
telor dadar, trus pake sayur kayak urap gitu) Rp 10.000 dan es loba-lobi Rp
5.000, cukup murah untuk daerah wisata.
Tiket masuk ke GWK: Rp 10.000 per pax plus parkir Rp 5.000,-
Sempat berfoto dengan patung barong, dan barong yang dijalankan manusia,
trus foto bersama gadis Bali.

Menunggu waktu sunset yang masih cukup lama, kami mampir ke Pecatu Indah
Resort (kompleks pantai Dreamland), tapi kami ga turun ke pantainya, karena
menurut info dari Pak Made, rute-nya agak payah buat mama saya (yang Puji
Tuhan masih sehat di usia 67-nya).

Kami pun melanjutkan perjalanan ke Pura Uluwatu, pemandangannya bagus
dengan tebing dan lautnya yang berombak cukup tinggi. Oya di Uluwatu juga
banyak monyet yang berkeliaran, yang kadang bisa menjambret kalung,
kacamata dll. Tapi saya berhasil memotret beberapa pose lucu dari monyet
yang bisa bergaya hehe.
Oya, tiket masuk Uluwatu hanya Rp 3.000,- per pax, dan kami dipinjami
selendang warna-warni (standar masuk ke pura).

Matahari masih cukup tinggi, jadi kami menunggu sambil makan kelapa muda,
di warung dekat situ. Pukul 18 kami menyaksikan tari kecak di Uluwatu,
sambil melihat sunset di tempat yang sama (it's a wonderful sunset ). Tari
Kecak berlangsung sekitar 1 jam dengan tarif domestic Rp 50.000 per pax.

Setelah selesai acara, kami pergi makan malam di "Ayam Betutu Khas
Gilimanuk" di Jalan Raya Tuban, Kuta (0361-757535) sekitar Rp 16.000 per
porsi ayam. Ayam betutu adalah salah satu masakan khas Bali dengan bumbu
pedasnya (cabe hijau). Saya dan mama sampai terisak-isak makannya, he he
saking kami ga terlalu tahan pedas. Total makan malam bertiga Rp 67.000,-
include PPN.

Thanks to Pak Made, he's always show us (more or less) cheap -but
delicious- food at Bali. Kami sempat mampir di Toko Souvenir khas Bali
"Kampung Bali" di Kuta yang cukup lengkap juga.. but it's fixed price. Ga
bisa nawar, so kurang seru ya?

Karena sudah cukup lelah, kami pun pulang ke hotel, kamarnya cukup nyaman,
sayangnya karena berada di lantai 1, mama rada kepayahan, there's no
elevator, hiks. Lagipula layout-nya rada membingungkan buat saya yang
orientasi mata anginnya payah hehe.. >> jadi nyasar mlulu, he he… (Hari
kedua, kami minta dipindah ke kamar lantai dasar).

Second Day

Setelah puas istirahat, besok paginya kami berjalan2 di pantai Tanjung
Benoa di belakang hotel, pasirnya empuk (mirip pasir di Big rock beach,
Ujung Genteng, Sukabumi) ….. menghirup segarnya semilir angin dan sinar
matahari pagi, sesekali bermain air yang berombak kecil..

Setelah sarapan di resto hotel dan kemudian berenang di kolam renang hotel,
kami bersiap-siap menuju ke hotel Novotel di Nusa Dua menghadiri Preview
APVC (Accor Premier Vacation Club) selama 90 menit >> demi special price
**bangetss** tersebut di atas.. he he.. Coz time-disoriented (beda waktu 1
jam), duh.. saya terlambat..

Kembali ke Hotel, Pak Made dari car rental sudah menunggu, karena kami
janjian jam 12.30 WITA. Terlambat lagi, hiks hiks.. But, it's OK, karena
jatah waktu yang diberikan dari Gede Car Rental adalah 12 jam sehari. Jadi
kami masih sangat kelebihan waktu.
Setelah lunch di hotel (asik dapet Voucher makan dari APVC).. kami mulai
perjalanan hari ini ke Pura Taman Ayun, dengan waktu tempuh sekitar 30-60
menit (karena agak macet saat itu). Pura di sana cukup bagus dan tak lupa
untuk berfoto. Tiket masuk pura @ Rp 3.000 per pax.

Dari Taman Ayun, kami menuju Pura Tanah Lot. Kata mama, uh, pantai lagi ya?
Ha ha ha.. mam, kan Bali emang dikelilingi laut…? Ticket masuk ke Tanah Lot
Rp 10.000 per pax.
Oya, di situ (kalo mau) bisa berfoto bersama ular yang mayan gede
(hiiiiyyyy).
Oya, tapi mama rada excited di Tanah Lot, di sana banyak tukang jualan
cinderamata, yang *hmm* bisa ditawar, he he…

Barang2nya mayan lucu2..ada kalung2, gelang2, jepit rambut, patung2 kecil,
baju, kaos, celana, sandal, tas, de el el.. pokoke kumplit… n the best
thing is bargaining…
Tadinya mau hunting sunset @ Tanah Lot, tapi sejak siang emang udah
mendung, jadi matahari ga keliatan

Karena masih rada sore, kami getting around to Seminyak – Legian – Kuta
street. Walaupun hanya melewati dengan mobil, lumayan bisa cuci mata… dan
akhirnya kami berhenti di Monumen Bom Bali, Kuta street untuk berfoto.

Setelah makan malam di warung dekat parkiran di Kuta, kami balik ke hotel.
Oya, kami makan Udang asam manis + cap cay, pak Made makan nasi goreng,
total hanya Rp 40 ribu.. waw.. cheap enough, right?
Sempat mampir ke kompleks 5 tempat ibadah di Nusa Dua to make sure jam
berapa misa (kebaktian) dimulai.

Third Day

Pagi dimulai dengan Misa pukul 08-09.30 WITA di Gereja Maria Bunda Segala
Bangsa, Jln Dharmawangsa, Nusa Dua (telp 0361-774811). Sayang, setelah misa
saya tidak mendapat angle untuk memotret seluruh tempat ibadah, jadi hanya
ada foto gereja Katholik saja.

Setelah misa kami langsung menuju Ubud. Tempat yang pertama kami datangi
adalah Bali Bird Park (tiket domestik @ Rp 59.400,- foreigner USD 12.5). Di
situ ada banyak jenis burung, sebagian dilepas bebas, sebagian ada di
kandang. Oya, waktu akan berfoto dengan burung berbulu hitam, saya sempat
dipatok..uh.. kaget juga, ga terlalu sakit sih, cuma malu..apalagi ada cowo
bule ikut ngetawain..hiks..

Puas mengelilingi taman burung kami menuju tempat makan (duh, mama jadi
allergy kena debu disana, karena lupa bawa maskernya).

Wisata kuliner hari ini adalah Babi Guling Ibu Oka, Jln Suweta - Ubud yang
menunya tentu saja adalah daging Be-2 (sori buat yang ga makan). Gile, tu
tempat makan saking ramenya ampe waiting list lho.. tapi untungnya ga
berapa lama, kami udah bisa dapat tempat duduk. Seporsinya lumayan mahal,
Rp 25 rb, untuk menu komplet (daging, kulit, lawar/sayuran dan nasi).

Kelar makan (duh, kenyang banget!), kami mampir di Istana Raja Ubud,
tempatnya di seberang Ibu Oka. Masuknya gratis, hanya saja saat kami ke
sana sedang ada acara, jadi ga bisa masuk sampe ke dalam istananya (hanya
sampe teras).

Setelah itu kami datang ke Museum Antonio Blanco, masih di Ubud juga.
Ticket masuk @ Rp 30.000/ pax, dapat welcome drink es syrup rasa mocca
(hmm, enak banget siang2 gitu).. plus kami dikasih bunga untuk dipasang di
telinga. Oya, karena ini museum, kami dilarang ambil foto di dalam, dan
saya perhatikan, ada beberapa candid camera, so jangan coba2 untuk
melanggar aturan, karena pasti ketauan.

Dari situ, atas rekomendasi Pak Made juga, kami mengunjungi Pura Desa yang
bernama Pura Puseh Pr Desa - Desa Adat Batuan Isaka – Ubud (panjang ya
keterangannya). Kita hanya membayar donasi suka rela untuk masuk ke sana,
mengisi buku tamu, dan kami dapat pinjaman sarung warna-warni. Kebetulan
dapet warna favorit, merah, he he he.. Meskipun hanya Pura Desa, pura ini
bagus dan ada bermacam2 bentuk pura di dalamnya.

Oya, Pak Made yang emang asli Bali cerita ada beberapa jenis pura di Bali:
* Pura Umum (semua orang boleh berdoa di situ), contoh: Besakih, Tanah Lot.
* Pura Desa (perkumpulan beberapa Banjar), contoh: Taman Ayun, Puseh.
* Pura Keluarga (hanya anggota keluarga saja).
* Pura Banjar (perkumpulan beberapa KK)

Sebagai tambahan keterangan, Kabupaten Gianyar merupakan daerah kerajinan
tangan yang terbagi wilayah sbb:
1. Desa Batubulan patung
2. Desa Ubud lukisan
3. Desa Celuk perak

Tak lupa kami mampir di Pasar Sukowati, the biggest market at Ubud -i
think-. Dan dalam waktu tak terlalu lama, dapat belanja oleh2 satu tas
gede..he he.. off course, we can bargain and shop till u drop.

Dari Ubud, kami berencana mau hunting sunset lagi, dan Pak Made
merekomendasi-kan tempat belanja Centro, Kuta (Discovery Shopping Mal)
sebagai tempat mengeker sunset. Lho? Tadinya saya sempat bingung juga, tapi
dari hasil rekomendasi beliau di 3 hari yang lewat, jadi saya percaya saja.

Ow, ternyata dari pintu belakang, ada tempat terbuka dan teras, dan
beberapa café di situ. Tapi tanpa belanja maupun makan/minum, kami boleh
langsung menuju ke pantai, untuk sekedar duduk2 menanti sunset. Hanya saja
karena langit masih cloudy, kembali matahari tertutup awan, no more sunset

Berhubung hari ini cukup padat, kami menutup jalan2 kami pada pukul 19
WITA. Oya, sebelum kembali ke hotel, kami mampir di Supermarket Titiles
(cabang Kuta), untuk beli beberapa pesanan oleh2. Pak Made mengambil jalan
tikus yang benar2 kecil (karena mobilnya Karimun, jadi berani lewat),
makanya kami cukup hemat waktu..
Thanks to Pak Made,dan kamipun berpisah di depan lobi hotel. Mudah2an bisa
ketemu lagi di lain kesempatan ya.

Hari yang cukup melelahkan, dan malam ini kami order makan di kamar saja
(cape euy!) dan masih ada voucher makan dari APVC.

Fourth Day

Niat untuk mengejar sunrise, saya dan mama bangun pukul 05.30 WITA (yang
notabene baru jam 04.30 WIB), trus bersiap-siap sebentar, dan jalan kaki
menuju pantai di belakang hotel. Karena kompleks hotel besar, kami
membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit.

Sampai pukul 6 lebih, matahari belum muncul juga, dan langit masih berawan
(duh..). Dan tak disangka, malah turun hujan yang lumayan besar, jadi kami
berteduh di gubuk dekat kolam renang.

Thanks God, sekitar 6.30, matahari mulai muncul, dan kami yang menunggu
sunrise (ada 5 orang lagi selain saya n mom) cepat2 mengambil fotonya.
Dengan object kapal tradisional nelayan dan pantai, sunrise di Benoa is
nice.

Puas berfotoria, kamipun sarapan.. masih cukup pagi, jam 6.45 WITA ..jadi
menu belum lengkap, tapi ga masalah, yang penting ada coffee n coffee.. he
he.. ngantuk.. itupun self service, coz petugasnya baru ada 1 orang.

Selesai sarapan, saya masih sempat berenang, sebelum pergi ke Batara Sport
jam 9 WITA.
Saya sudah ada janji untuk maen water sport dengan agent Batara Sport Jln
Pratama 89, Tj Benoa, 0361-776322 (atau Pak Wayan 0361-7884287) dan kami
dijemput di hotel.

Setelah nego yang cukup alot, saya mendapat harga paket Jet Sky n
Parasailing Rp 200.000 untuk 2 permainan tsb. Pengen sih, nyoba banyak
permainan seperti Scuba Dive, Wake Board dll, tapi bujet terbatas, bokek
bo, hehehehe…

Jet sky hanya dapat jatah sekitar 15 menit, parasailing hanya 1 putaran.
Belom puas sebenarnya, he he.. Apalagi waktu parasailing, pemandangan dari
atas langit keren banget, sayangnya saya ga kepikir untuk bawa kamera ke
atas (bisa / gak ya?)

Setelah selesai permainan, kami diantar kembali ke hotel, setelah mandi dan
makan siang, kami check out, dan diantar ke bandara (waktunya cukup mefet..
he he.. again karena disorientasi waktu).

Sekitar jam 13 WITA kami sampai di bandara, it's enough time to check in,
etc…
Sekitar jam 13.50 WITA (on time) kami sudah take off, dan jam 14.45 WIB
kami landing di Jakarta.

Hmm, Jakarta lagi.. rasanya pengen selamanya ada di Bali ya, it's so much
fun, peaceful…but I think it's expensive too
-Written by Lusi, May 27, 2008-

Sunday, September 14, 2008

Trip to Pramuka Island, April 26-27, 2008

Hari Pertama

Perjalanan dimulai di meeting point Dermaga 19, Marina Bay, Ancol, 8 a.m.

Kami naik kapal cepat Sepa dari pantai Marina, dengan tempat duduk 3 orang
per bangku. (menurut informasi dari warga pulau Pramuka, tiket kapal ini Rp
200k per orang). Perjalanan sekitar satu jam, dan kami sudah tiba di
cottage pulau pramuka sekitar 9.30 a.m. (3 kamar per cottage, sekitar 6-8
orang).

Menurut info yang saya baca, harga sewa cottage Rp 350k per malam.

Di trip ini saya udah kenal beberapa personilnya seperti Stevany, adi, Mico
(alumni Ujung Genteng) dan teman saya Hani (yg klo ketawa susah brenti).
Peserta lain yaitu Liana (si Jago diving), diana (bibirnya kayak Angelina
Jolie), Sheila (mirip Denada Tambunan), Eka (istrinya Adi), Wija (yg
alergy air laut), Mumu (pecicilan kayak Denise the menace), Bowie (muka
Jogja), dueto fotografer Mr Slamet n Ervin (dua2nya kalem, tapi sekali
ngomong, hmm…..), Hary (ngajakin canoeing pagi2 tapi ga bangun), last but
not least Yuyum (penampilannya sungguh menipu..).

Oya, di sini terungkaplah para banci poto seperti Mumu, Yuyum yang potonya
ada di setiap kamera..(please check your camera)

Jam 11 a.m. acara pertama adalah tour ke penangkaran penyu, jalan kaki dari
cottage. Di situ ada beberapa ukuran penyu, dari yang masih kecil sampe
dewasa. Oya, si penyu ternyata bisa stress n ga mau makan lho, klo (misal)
dibanting (kaget)..
Cara membedakan penyu jantan dan betina dari suhu tubuhnya waktu masih jadi
telor, itu kata mas-nya yang jaga penyu.

Setelah itu kami makan dan istirahat di kamar. Di luar udara panas sekali,
jadi mendingan ngerumpi di kamar aja. Ndengerin cerita serunya Yuyum
(kerjanya di LSM) waktu di Papua n beberapa daerah timur lain. Termasuk
kisah "penipuan"nya ke orang Papua berkoteka, hehe..

Sekitar jam 2 p.m. kami naik kapal kecil menuju snorkeling spot. Kami
sempat latihan dulu di pinggiran pantai yang tidak berombak, kemudian
sekitar jam 3 p.m. kami snorkeling beneran di Pulau Semak Daun. Ternyata
snorkeling is very fun, walaupun saya masih berulang kali minum air laut
hiks .. asin.. :p trus masker masih sering berembun, karena nafasnya masih
pake hidung (harusnya pake mulut, lewat selang snorkel).

Oya, buat yang ga bawa peralatan snorkeling bisa sewa di Pulau Pramuka, Rp
35 k untuk 1 set masker, snorkel, fin dan life vest.

Selanjutnya kami melihat sunset di salah satu pulau, sekitar pukul 6. (ga
tau nama pulaunya)
Pulang ke cottage, ternyata listrik belum dinyalakan (sepertinya ada quota
listrik).

Setelah mandi, kami menyantap makan malam.. hmm, masakan seafoodnya lumayan
enak loh, mungkin karena hunger factor juga kali.. ada kepiting (tapi
dagingnya dikit), cumi, ikan, sayur, krupuk, buah.. pokoke lengkap deh.

Habis makan, kami ber-8 (Slamet, Ervin, Mumu, Diana, Stevany, Hani, Yuyum,
Lusi) masih bercokol di depan meja makan, (dan menyusul adi) ngerumpi. Saat
itu terjadi peresmian pt Usrip (Usaha Ripuh) Sejahtera dengan GM-nya: Mr
Slamet, assistant GM : Ervin dan Head of QC/QA: Mumu. Penggagas nama pt
Usrip adalah Diana (dengar2 dia minta royalty..hehe).
Meeting pt usrip berlangsung sampai jam 10 p.m.. dengan kesimpulan : "tidak
ada" (karena isinya emang ngelantur semua).

Setelah itu dilanjutkan tidur di kamar masing-masing.

Hari kedua

Kumpul di depan cottage sekitar jam 6 kurang untuk melihat sunrise di
pantai belakang cottage (dekat tempat penangkaran penyu).

Oya, pagi itu n malam sebelumnya banyak yang sakit perut, mungkin karena
masakan terlalu pedas atau kebanyakan termakan garam laut (detox)?

Setelah sarapan nasi uduk dan bersiap2 kami langsung menuju kapal untuk
snorkeling lagi. Kali ini Pak Slamet ikutan nyemplung setelah hari pertama
sibuk memotret aja.

Ervin masih bertahan di kapal, alesannya sih lagi males aja. Niat busuk
Stev 'n I untuk menyeburkan Ervin ke laut ga berhasil, hi hi.. triknya si
Stev, mo minjem kameranya :p

Jam 9.30 a.m mulai snorkeling. Kali ini Snorkeling spot-nya di pulau karya
dan karang lebar. Pemandangan bawah lautnya lebih bagus dari hari pertama,
lagipula karena pagi, cahaya lebih terang di dalam air jadi isi laut lebih
jelas.

Sekitar jam 10 a.m. kami selesai ber-snorkeling ria, matahari sudah sangat
terik juga..

Pulang ke cottage mandi dan bersiap-siang pulang. Setelah makan siang kami
masih harus menunggu kapal yang akan mengangkut kami jam 2 p.m. Jadi waktu
yang tersisa dimanfaatkan untuk family-photo session dengan kamera DSLR-nya
pak Slamet.

Trus masih ada waktu untuk jalan2 beli oleh2.. di situ ada kerupuk ikan
yang harganya Cuma Rp 3.ooo per bungkus, manisan rumput laut rp 6.ooo per
bungkus.
The best shopper that day was Stevany - belanja kerupuknya banyak banget.


Akhirnya kapal tradisional kami sampai juga. Oya, pak Slamet & Ervin
ternyata pakai kapal cepat, jadi kami berpisah dengan penuh haru di depan
cottage (bluffing mode :p).

Dengan harga rp 25 k per orang (hanya seperdelapan harga kapal cepat) bisa
dibayangkan kondisinya.. Kalau di kapal cepat kita bisa duduk di kursi, di
kapal rakyat, lantainya digelar tikar, dan kita lesehan aja.. untuk urusan
speed juga jauh banget, kalau kapal cepat hanya sekitar 1 jam 15 menit,
kapal rakyat memakan waktu almost 3 jam. Punggung dan pantat udah
menyesuaikan bentuk kayu (kotak-kotak) saking lamanya kita duduk di kapal.

Ada beberapa teman ampe ketiduran di kapal dan ada yang naek ke atap kapal.

Jam 16.50, akhirnya kapal sampai juga di muara angke. Kami disambut dengan
aroma ikan yang hmm harumnya.. trus kita masih harus berjalan keluar
(banyak genangan air di jalan), baru dilanjutkan naik taxi. Si Yuyum naek
angkot duluan, cerdik dia, hehe..

Kami berpisah sesuai tujuan masing2. Lucky me, saya n Hani cepat dapat taxi
sementara yang lain masih pada jalan kaki..

C u all on the next trip guys n gals…. Nice to meet u all..


Written by Lusi, May 2008

Ujung Genteng 7-9 Maret 2008

First Day

Perjalanan dimulai dari meeting point McD Plaza Sarinah Thamrin 08.15 am.
Kami para peserta 12 orang, 2 orang tour leader dan 2 orang driver
berangkat dengan 2 mobil. Penyelenggaranya adalah Explore Indonesia salah
satu backpackers trip organizer di Indonesia.

Sekitar 12 a.m. kami berhenti di Cibadak, Sukabumi untuk menjalankan sholat
Jumat bagi teman-teman kami yang beragama Muslim. Yang tidak sholat, minum
teh di warung dekat situ. Setelah selesai, kami mencari tempat makan siang
(masih di Cibadak), ada 2 alternatif yaitu Baso Solo dan Masakan Padang.
Kebanyakan memilih menu baso, yang cukup enak, walaupun pelayanannya kurang
professional he..he.. (pesan es jeruk, katanya gelas habis, selain itu
pesanan baso kami pun salah-salah diantar, ada yang minta baso bihun diberi
baso saja.. yang minta baso mie diberi baso bihun dsb). Atas segala
kekurangannya sudah kami maafkan setelah makan basonya yang enak .

Kami meneruskan perjalanan dari jalan yang rata ke jalan yang berliku-liku,
curam dan terjal karena melewati pegunungan. Mirip jalan ke Puncak, tapi
jarak lebih jauh. Namun, melebihi perasaan mabuk darat, kami melihat
pemandangan sepanjang jalan bagus sekali, rasanya pengin take foto
pemandangan itu, tapi susah sekali, karena *gronjal-gronjal* jadi tidak
stabil.

Rute yang dilewati setelah Cibadak adalah Pelabuhan Ratu, Jampang Kulon,
Surade dan sampailah ke Ujung Genteng. Semuanya masuk ke Kabupaten Sukabumi
(baru tahu kalau wilayah Sukabumi luas sekali sampai ke ujung selatan pulau
Jawa).


Sampai di Ujung Genteng sekitar 6 p.m, check in di Pondok Hexa dan memilih
sendiri kamar yang tersedia dengan konfigurasi: Retno-Dinar; Ipana-Lisa;
Lusi-Monik; Adi-Mico; Mahrun-partner; Indra-partner di kamar non AC;
Stevany-Dian; Yedi-Eka di kamar AC. Kamar non AC kami dilengkapi
"baling-baling bambu" alias kipas angin yang ditempel di langit-langit
kamar segede baling-baling helikopter *hyperbola-mode*

Setelah itu, kami menuju pantai di depan penginapan, menunggu waktunya
sunset tiba. Matahari terbenam dengan warnanya yang keemasan, dikelilingi
warna merah, kuning dan hitam dan juga memantul di laut seperti kaca.
Kilaunya begitu menyilaukan mata, mendecakkan mulut dan mengisi hati dengan
kekaguman. Benar-benar keajaiban alam ciptaan Tuhan.. thank to God that I
could see an amazingly fabulous view like that.


Berangsur-angsur matahari seolah ditelan laut menyisakan warna merah muda,
ungu dan abu-abu kemudian tinggal segaris warna emas yang akhirnya menjadi
gelap malam..

Kemudian kami ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujung Genteng di Semenanjung
Ujung Genteng, membeli ikan, kepiting, ikan dan menunggu seafood dimasak
sambil mengobrol. Di sana seafood dimasak dengan arang sehingga lama
sekali, mungkin sekitar 1 jam makanan baru siap disantap. Dari laper sampe
kenyang lagi, hehe… (Oya, biaya makan patungan Rp 25.000 / pax).

Kami pun mencharge tenaga dengan tidur malam itu.


Second Day
Sekitar pukul 5.30 a.m, bersiap berangkat ke Semenanjung Ujung Genteng
untuk melihat Sunrise. Kami tiba 6 a.m, sekitar 30 menit dari penginapan.
Sunrise-nya sekali lagi adalah fabulous view! Langit dengan warna biru muda
diselimuti awan berwarna biru tua dan muncul semburat warna kuning dan
merah. Sekitar 6.15-6.30 a.m. muncul matahari berwarna keemasan dengan
latar belakang awan berwarna abu-abu. Dengan siluet perahu nelayan di
pantai, benar-benar Perfect Sunrise.


Setelah itu mandi dan sarapan pagi di hotel (standarnya indomie-nasi
goreng-nasi plus telor ceplok, dengan durasi masaknya lama juga…akhirnya
banyak yg batal pesan n cari makan di warung depan).
Sekitar 9 a.m. kami berangkat ke Cikaso River, kira-kira 30 menit
perjalanan juga. Naik cano (perahu) ke Cikaso waterfall. Jalan air ini
hanya sebentar menuju ke sana. Mendekati ke air terjun itu, air bergradasi
dari coklat menjadi hijau lumut.

Setelah berkano sebentar..nah, sampailah kami di Cikaso Waterfall.

Tadinya ga terlalu niat untuk nyebur, tapi waktu akan menyeberang ke batu
besar di tengah2, ternyata dalam juga airnya, jadi nyebur sekalian. Airnya
adem, segar, jadi kami maen-maen air di situ. Ada beberapa teman yang masih
kering karena ga nyebur, terutama Yedi sang photographer yang sibuk mencari
angle photonya.

Pas balik ke mobil dengan kondisi badan basah kuyup, bingung juga, tapi
Mahrun langsung sigap dan menata karpet mobil ke jok mobil, jadinya ga
basah…

Setelah itu lanjut ke Vila Amanda Ratu satu resort di mana ada Muara
Cipanarikan, muara sungai yang bertemu dengan laut dan ada "Tanah Lot"-nya.

Sebelum pulang kami mampir ke tempat pembuatan Gula Aren ada kebun kelapa
pula, dekat dengan Vila Amanda Ratu.

Di situ juga ada kelapa muda yang langsung dipetik dari pohon, murah
meriah, 1 kelapa hanya Rp 5 ribu perak, trus dikasih gula aren, jadi kayak
caramel.

Setelah mandi dan makan siang, dilanjutkan ke Pantai Big Rock, dekat
Pangumbahan (tempat penyu bertelur) untuk lihat Sunset. Sempat terjadi
sedikit kesulitan waktu mobil Hyunday kita terperosok ke pasir pantai
(mobil Inova sudah melaju dengan suksesnya). Alhasil peserta cowo
dikaryakan untuk mendorong mobil. Sampai di pantai 4.20 p.m., cuaca sedikit
mendung. Sebagian peserta berfoto, main air (nyemplung tepatnya) atau
melihat pemandangan saja dan sang fotografer menggelar tripodnya. Gerimis
turun sekitar 4.45 p.m., jadi sebagian berteduh.
Kami bertiga (Lusi,Retno,Dinar) minum teh-manis di tempat yang ternyata
penginapan para turis asing. Di pantai itu jika ombak sedang bagus mereka
melakukan surfing.
Jam 5.45, sesudah hujan. matahari sempat tertutup awan namun menyisakan
pemandangan yang tak biasa dengan awan menggantung, sedikit sinar, dan ada
hujan di seberang laut. Keren!

Akhirnya sunset juga sekitar 6.20 p.m, walau mendung, tetap saja bagus,
warnanya kuning kemerahan dikelilingi awan abu-abu dan langit yang hitam,
serta ombak putih bergulung.

After the sunset, kami kembali ke TPI untuk dinner (patungan Rp 20.000,-)
per orang. Dilanjutkan dengan tidur. Kali ini menunya tambah dengan udang
(dikit banget, jadi per orang hanya boleh ambil 1 udang )..

Malam (rencana) mau liat penyu bertelur di pantai Pangumbahan, sekitar 1-3
a.m. Batal karena hujan deras sekitar pukul 11an malam. (bangun sekitar jam
11.30, dengar suara hujan lebat, jadi tidur lagi hehe).


Third Day
Pagi, setelah breakfast, berjalan-jalan di sekitar pantai mendengarkan
suara deburan ombak dan mengambil beberapa foto. Sebelum pulang kami sempat
berfoto bersama seluruh peserta dan kru-krunya.
Jam 9.45 rombongan pulang dengan hati gembira dan semangat baru
Saat sampai di dekat Pelabuhan Ratu (kelihatan dari jalan) kami turun
sebentar untuk berfoto-foto walaupun mengantuk karena kebanyakan dari kami
tidur di perjalanan yang jalannya berliku-liku dan membuat pusing dan mual.
Sekitar pukul 18 mobil sudah sampai di Jakarta lagi dan kami berpisah untuk
pulang ke rumah kami masing-masing.

C U on the Next trip guys n gals.
Miss u already….

another day in Peucang Island

another day in Peucang Island
July 25-27, 2008

Jumat pukul 21 kami berkumpul di Mc D Sarinah Thamrin. Dari 15 pendaftar,
peserta yang ikut ke Pulau Peucang menyusut menjadi 11 orang (8 gadis
manis, yi: Lusi, Hani, Lisa, Lita, Bekka, Myrna, Esti, Feti, dan 3 pejantan
tangguh :p, yi: Adi, Richard, Teguh). Jam 21.50 kami diberangkatkan dengan
mobil ELF plus APV, ditemani oleh Mr Arya, Mr Mahrun, Mr Zainal, Mr Indra n
Mr Oka dari Explore.

Peucang adalah salah satu pulau di Ujung Kulon, Pandeglang, Banten yang
berjarak sekitar 6 jam perjalanan darat plus 3 jam perjalanan air dari
Jakarta.

Perjalanan malam itu cukup lancar, kami tiba di Kecamatan Sumur di Ujung
Kulon sekitar jam 4 pagi. Teh hangat sudah menanti waktu kami tiba,
menghangatkan badan yang kedinginan semalaman disembur AC mobil (modal
jaket, kaos kaki, selimut bila perlu..). Teman-teman Muslim dipersilakan
menjalankan sholat subuh di masjid setempat, sedangkan kami ngobrol sambil
menikmati teh hangat dan angin laut yang segar.

Sekitar jam 5, our early breakfast sudah tersedia. Nasi uduk, semur tempe,
telur dan kerupuk jadi menu pagi2 itu. **Biasanya belum bangun, kali ini
udah disuruh makan**



Setelah sarapan kami melanjutkan perjalanan dengan kapal. Wuaah, ternyata
kami harus berjalan kaki (di air) beberapa meter untuk naik ke perahu kecil
kemudian dilanjutkan dengan kapal yang lebih besar yang akan mengantar kami
ke Peucang…basah deh.


Sekitar jam 6, kapal berangkat (Cruising), kami sudah memilih PW (posisi
wuenak) masing2 he he.. Kebetulan aku dan Lisa dapat PW di geladak depan
(nyampenya duluan, hi hi hi). Selain itu ada yang duduk di bangku sekolah
–oops- bangku kapal dan sisanya di bagian atas kapal. Banyak juga yang
tidur di kapal, karena perjalanan cukup panjang, sekitar 3 jam. Aku n Lisa
have a long-long conversation (reuni Alumni Trip Ujung Genteng) > kalo kata
Teguh: "PECICILAN" :p. Ngiri dia ga bisa ngobrol, karena sebelahnya tidur
mlulu, he he.. kecian deh.

Oya, sepanjang perjalanan, pemandangan OKS bangets loh.. dan karena terlalu
HORE, efek sampingnya buat baterai Lithium Nikon-ku, yang tinggal sedikit
isinya waktu sampai ke Peucang hiks hiks.. kebanyakan jepret samping
kanan-kiri-depan-belakang-atas-bawah (ampe langit juga dipoto ha ha)..



Dalam perjalanan, karena anginnya dingin, masih pagi, kecipratan ombak dan
minum teh pula, akibatnya kebelet pee, wuah.. begitu mendarat di Pulau
Peucang, there's nothing else to do selain lari cari toilet dibantu mas
Mahrun (ikut heboh he he..)

Setelah loading, baru bisa menikmati view pantai yang keren abis! Thanks
God, I have a chance to see such fabulous beach like that.. Pasirnya putih
dan empuk, air lautnya bergradasi dari hijau muda ke biru dan background
pegunungan. Perfect !!



Setelah check in alias memilih kamar (sekamar ber-3) di Jungle Lodge (rumah
panggung) berjudul FAUNA kami langsung snorkeling di laut di depan
penginapan. Dipandu mas Zainal yang seperti biasa tanpa life vest n tanpa
fin (hebat euy), kami mencari snorkeling spot dan tak lupa berfoto dulu.
Oya, kali ini ada 3 peserta (termasuk aku) ber-underwater case merk Dicapac
untuk kamera dan ternyata pada H2C (Harap2 Cemas) juga, sama seperti waktu
aku pertama kali nyoba camera-case itu takut bocor.

Snorkeling diawali dengan sengatan plankton di kakiku dan selanjutnya di
tangan dan muka. Duh, rasanya gatal n agak perih, kulit jadi bentol-bentol.
Inilah rasanya disengat plankton hiks hiks.. but the show must go on.
Beberapa peserta seperti Myrna juga kena dikit. Kakiku sempat tergores
karang juga, karena air lautnya cetek (sekitar 30-50 cm saja).

Setelah beberapa waktu, kami istirahat untuk makan siang yang sudah
disiapkan. Sambil berbasah2 kami makan, lapernya.. Menu lunchnya ayam
goreng, sayuran, tempe, kerupuk dan buah.

Oya, tips mas Zainal untuk menghilangkan gatal sengatan plankton ternyata
simple, cukup dicuci dengan sabun dan air.. dan bener loh...langsung
sembuh!

Kemudian kami naik kapal menuju spot snorkeling berikutnya. Underwater
world di Peucang ternyata ga sebagus dibandingkan dengan spot2 di Kepulauan
Seribu. Tapi ada juga beberapa karang unik yang belum pernah aku liat.

Setelah itu kami balik ke penginapan, mandi dan bersiap2 untuk trekking di
hutan jam 16. Trekking sekitar 1,5 jam pp, diselingi para foto model
dadakan (yang banyak banget, ada 11 orang alias semua he he). Pak Ranger
yang menemani kami bete juga kali, maunya jalan cepat2 saja di depan.
Di dalam hutan itu isinya pohon2 yang besar sekali, mirip di Kebun Raya
Bogor. Akar2nya juga besar dan tinggi, jadi ingat Trilogy Lord of the Ring
saat adegan barisan pohon2 berperang melawan the Dark Lord Sauron. Sesekali
terdengar suara burung Rangon tapi jarang terlihat. Kemudian ketemu sama
rusa-rusa.

Keluar dari hutan itu ada pantai, dan sudah terlihat beberapa kerang2 dan
pecahan karang di tanah di dalam hutan. Jalan menyusuri pantai, terlihat
karang mirip Tanah Lot-nya Bali. Kemudian kami naik ke Karang Copong buat
ngeliat Sunset (jalan naik rada susah, dan Richard sebagai volunteer
menolong beberapa female naik ke karang itu). Sampai di atas karang Copong,
pemandangannya keren..di sebelah kiri "Tanah Lot", di kanan mirip
Uluwatu-nya Bali di bagian tebing yang terhantam ombak: breath-taking view!

Ternyata sunsetnya tertutup awan, jadi hanya semburat kuning saja penanda
turunnya sang mentari di senja hari.

Kami turun lagi melewati jalan yang sempit dan terjal tadi, sampailah kami
di pantai dan kemudian kembali masuk ke hutan. Berhubung sudah lumayan
gelap, senter2 mulai dinyalakan. Wah, seram juga jalan di kegelapan hutan,
walaupun tak ada binatang yg mengganggu, tapi jalan bisa tersandung-sandung
karena gelap.

Biasanya kalau perjalanan pulang terasa lebih cepat, tapi kali ini ternyata
berbeda, karena saat berangkat masih terang, dan pulangnya gelap, duh
serasa tak berujung dan mulai bete..akhirnya sekitar 45 menit kemudian kami
sampai juga ke penginapan, fiuh..leganya!

Di depan penginapan ada halaman yang luas, dan ada beberapa rusa
berkeliaran di sana. Waktu siang hari hanya ada beberapa monkey yang naik
sampai di rumah panggung penginapan kami.

Makan malam sudah siap! Setelah cuci kaki dan tangan (ada juga yang mandi
lagi, he he) kamipun makan dengan lauk ikan, sayur sop, kerupuk dan buah
pisang.

Selesai makan, di luar ada rusa genit yang demen dipoto. Doi juga mau
dikasih makan apa aja, termasuk kerupuk dan pisang, bahkan tissue bekas
dicaplok juga! Tapi seharusnya rusa hanya boleh dikasih makan sesuatu yang
alami, alias tanpa pengawet (takut kanker kali ya ...).

Malam itu sambil nge-teh kami ngobrol, tapi banyak juga yang sudah tidur,
meskipun diledekin kalah sama cinderella yang baru pulang jam 12.. Maklum,
cape setelah perjalanan panjang plus aktivitas fisik yang menguras tenaga..
huuuah, begitu kepala sampai di bantal, ga lama langsung terlelap.

Pagi bangun .. brrrr ...anginnya kencang sekali.. Sambil menunggu teman2
kumpul di dermaga, aku, bekka, hani n teguh sempat JJPP-Jalan2 Pagi di
Pantai.. duh, nikmat benar hidup ini! Bertelanjang kaki menyusuri pantai
dan ditemani angin laut yang segar banget..

Sekitar jam 6.20 kami cruising ke Cidaun Island, tempat tinggal banteng dan
buaya muara (wah..). Sampai di sana kami hanya boleh melihat bantengnya
dari jarak puluhan meter..weleh.. sama aja ga keliatan.. jadinya hunting
foto savanna, bunga dan pohon2 sambil menyalurkan bakat narcist :p.


Setelah itu kami ke sungai kecil tempat tinggalnya si buaya, dan kelihatan
jejaknya ke arah laut..hiiy...seram..tapi buayanya sih ga keliatan..(adanya
mungkin "buaya2 darat" saja ha ha ha).

Lautnya juga keren, dan banyak banget kerang maupun pecahan karang yang
bagus2 di sepanjang pantai..hayo, yang pada bawa pulang buat suvenir :P

Pulang ke penginapan, il-feel melihat menu sarapan berupa 22 lembar roti
tawar, beberapa telor ceplok dan dadar serta selai untuk 11 orang peserta
>> paraaaah… ga tau kali ada cacing, naga dan gembel di perut masing2 :D..
Jadinya acara snorkeling pagi itu rada molor, karena pada ga satisfied,
jadinya mesen lagi Indomie goreng buat tambahan energy...

Setelah makan indomie, baru semangat lagi..cruising n snorkeling again! Btw
waktu kami sampai ke spot yang pertama, arus cukup kuat, hanya beberapa
yang berani nyemplung, dan diputuskan untuk pindah lokasi..

Pindah lokasi berikutnya, masih berarus, tapi lebih pelan. Oya mas Zainal
semangat banget berusaha memotret kami dari bawah laut hi hi..sampai
sikutnya sempat kena karang..sowrey ya mas…many thanks too…

Snorkeling2 n foto2.. dan setelah 1 jam, kami pun balik ke penginapan.
Mandi, packing dan makan siang...

Jam 12 sharp kami cruising balik ke Jakarta.. Oya, selama di Pulau Peucang,
tak ada sinyal HP, tak ada listrik (pake diesel, only 6 p.m. to 6 a.m.).
Cocok banget untuk menyepi dari dunia luar…

Perjalanan pulang tak senyaman waktu berangkat pagi (6-9 p.m.). Kali ini
karena siang, ombak cukup besar, jadi kami ga bisa duduk di bangku depan..
Semuanya pindah ke atas kapal atau geladak belakang, kecuali Richard n Hani
yang bertahan di depan dengan barikadenya life vest :p

Karena mabok laut, bertiga aku, bekka dan teguh yang tadinya duduk di
belakang bergossip ria, pindah ke dalam, tidur! Ternyata tidur emang bisa
mencegah mabok walau dengan posisi 3S (Selonjor Saja Susah)

Jam 15 kami sampai di Kecamatan Sumur, mampir di warung buat makan, minum,
ngopi atau loading (in and out).. hi hi..

Perjalanan darat dimulai, baru terasa kalau jalan berkelok-kelok dan
melewati hutan2. Sampai di Panimbang (muara sungai ke laut) sekitar jam
17.30-an kami berhenti untuk lihat sunset. Cukup memuaskan dibanding waktu
di Karang copong .

Jam 18 kami berhenti di Rumah Makan Ibu Entin di daerah Labuan. Menu
pertama adalah otak2 dengan bumbu kacang..wah enak banget! Minimal 1 orang
makan 3 bungkus, bahkan ada yang 5 he he he… Menu lain tak kalah
menggiurkan..udang dan cumi goreng yang ditusuk seperti sate..ikan bakar
(tak tahu namanya..), urap dan lalapan, pake nasi anget, very yummy… and
full tank.

Jam 19 kami lanjut perjalanan, dan rata2 tidur semua dan sampailah kami di
Jakarta jam 22.30…wooah..ngantuknya.. Perjalanan ke rumah masing2
dilanjutkan dengan taxi.

Peucang…I already miss u..!


Jakarta, August 3, 2008
Written by Lusi @ my little room

WYWTWM - wish you were there with me